BRIN Bangun Fasilitas Riset Pangan Halal di Jogja, Ini Fungsinya

22 April 2022 15:22 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Presiden Ma'ruf Amin tinjau fasilitas riset BRIN. Foto: KIP
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Presiden Ma'ruf Amin tinjau fasilitas riset BRIN. Foto: KIP
ADVERTISEMENT
Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) meluncurkan fasilitas riset pangan baru di Playen, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), pada Jumat (22/4). Laboratorium ini diharapkan bisa menjadi rujukan pengembangan riset produk halal di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Kepala BRIN Dr. Laksana Tri Handoko meresmikan fasilitas riset tersebut, bersama dengan Wakil Presiden Indonesia Ma'ruf Amin dan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Fasilitas riset pangan halal ini menjadi laboratorium ketiga yang didirikan oleh BRIN. Sebelumnya mereka sudah membangun dua laboratorium yang telah dilengkapi dengan berbagai instrumen untuk mendukung riset pangan, yakni di Cibinong, Jawa Barat, dan Serpong, Banten.
Tri menambahkan, fasilitas yang baru diresmikan ini berada di bawah pengelolaan Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN. Laboratorium juga sekaligus menjadi basis dari Pusat Riset Teknologi dan Proses Pangan BRIN yang berada dibawah Organisasi Riset Pertanian dan Pangan.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin tinjau fasilitas riset BRIN. Foto: KIP
Sri Sultan juga menjelaskan populasi muslim global terus meningkat hingga 30 persen dari total populasi dunia pada 2030, angka yang menurutnya akan berimplikasi pada tingkat konsumsi makanan halal di tingkat dunia. Berdasarkan data tersebut, Ia berharap agar fasilitas riset BRIN mampu mendukung pengembangan produk halal dan sehat khas Indonesia.
ADVERTISEMENT
“Kami menyadari bahwa pengembangan riset dan inovasi untuk produk halal itu sangat strategis, seperti yang disampaikan oleh bapak Gubernur (DIY). Bahwa tidak hanya populasi muslimnya besar, tapi memang permintaan atas produk halal meningkat,” lanjut Tri.
Hasil riset dari laboratorium milik BRIN ini dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan nilai tambah produk, terutama produk UMKM. Tentu dari adanya hasil riset tersebut, produk-produk UMKM memiliki daya saing lebih ke depannya.
Ilustrasi produk halal. Foto: Shutterstock
BRIN mengungkapkan bahwa riset dan inovasi produk halal di Indonesia tidak hanya sebatas pengembangan infrastruktur, tetapi juga mengembangkan kualitas sumber daya manusianya (SDM). Mereka telah mencanangkan kolaborasi penelitian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Komisi Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta pusat sains halal yang ada di banyak perguruan tinggi di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Jadi untuk itu kami melakukan kolaborasi. Jadi tidak hanya perkuat periset di BRIN, tapi juga periset-periset yang ada di kampus, termasuk yang ada di industri," tambahnya.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam sambutannya sangat berharap kehadiran fasilitas riset halal dan laboratorium bertaraf Internasional milik BRIN tersebut, mampu mewujudkan visi Indonesia sebagai pusat halal dunia tahun 2024 dan memperkuat ekosistem syariah di Indonesia.
"Negara-negara maju umumnya telah menjalankan kolaborasi riset dengan dunia usaha, mulai dari pembiayaan riset hingga pemanfaatan hasil riset. Di bawah naungan BRIN, saya harapkan bentuk kolaborasi riset dengan berbagai mitra akan semakin terarah dan membuahkan hasil," kata Ma'ruf.
"Selain itu, saya juga berharap agar fasilitas ini dapat menginspirasi generasi muda Indonesia untuk memilih profesi sebagai peneliti. Mari bersama kita dorong semakin bermunculannnya peneliti muda nasional pekerja keras dan berkualitas."
ADVERTISEMENT