Bukan Aurora, Sinar Membelah Langit Ini Namanya STEVE dan Masih Misterius

12 Agustus 2022 7:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penampakan fenomena STEVE di Kanada.
 Foto:  Alan Dyer/AmazingSky
zoom-in-whitePerbesar
Penampakan fenomena STEVE di Kanada. Foto: Alan Dyer/AmazingSky
ADVERTISEMENT
Seorang fotografer asal Kanada mengabadikan penampakan sinar membelah langit. Fenomena ini bukan aurora, melainkan STEVE, yang masih misterius dan jarang didiskusikan di ranah ilmiah.
ADVERTISEMENT
Alan Dyer mengabadikan foto ini di selatan Alberta, Kanada, pada 7 sampai 8 Agustus 2022 malam hari. Saat itu badai Matahari menerpa Bumi, menimbulkan pelepasan muatan yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi dan kemudian melepas energi di bagian atas atmosfer bumi. Muatan ini tak hanya menyebabkan STEVE tapi juga aurora (yang terjadi sebelum STEVE).
“Pertunjukan hebat dari STEVE tadi malam, 7 - 8 Agustus, melengkung di langit, dan menunjukkan jari-jari hijaunya sebentar selama sekitar 2 menit. STEVE berlangsung sekitar 40 menit, muncul saat aurora Kp5 di utara mereda. Ini adalah 12:30 MDT dari Alberta selatan,” ungkap Dyer melalui Twitter.
STEVE sendiri adalah kependekan dari Strong Thermal Emission Velocity Enhancement. Fenomena ini ditemukan oleh kumpulan saintis amatir melalui puluhan pengamatan dan diumumkan di jurnal ilmiah pada tahun 2018. Hingga saat ini STEVE masih terbilang langka untuk ditemui dan mekanismenya belum dipahami sepenuhnya oleh ilmuwan.
ADVERTISEMENT
“Seringkali dalam fisika, kita membangun pemahaman kemudian menguji kasus-kasus ekstrem atau menguji kasus-kasus di lingkungan yang berbeda,” ujar Elizabeth MacDonald, seorang ilmuwan luar angkasa di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Goddard NASA di Greenbelt, Maryland.
Terlihat dari foto, STEVE muncul sebagai cahaya lurus berwarna biru dan ungu terang yang ketara, dan biasanya dilengkapi dengan ‘jari-jari’ kecil berwarna hijau di sebelahnya. Garis-garis pendamping ini menjadi sumber petunjuk tersendiri bagi peneliti untuk mengungkap misteri STEVE.
“Dalam menemukan garis-garis kecil ini, kita mungkin mempelajari sesuatu yang secara fundamental baru tentang bagaimana cahaya aurora hijau dapat dihasilkan,” lanjut MacDonald.
Sebuah penelitian STEVE yang terbit di jurnal AGU Advances tahun 2020 menyugestikan bahwa garis-garis itu bisa jadi adalah titik cahaya yang bergerak memanjang dalam gambar karena buram dari kamera. Ujung guratan di satu gambar akan sejajar dengan ujung ekor di gambar berikutnya, berkontribusi pada spekulasi ini dari para ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Masih banyak pertanyaan yang harus dijawab, apakah garis hijau itu sebuah titik atau memang garis, adalah salah satu petunjuk tambahan untuk membantu para ilmuwan mencari tahu apa penyebabnya.
“Emisi berasal dari mekanisme (STEVE) yang belum sepenuhnya kita pahami,” ucap Joshua Semeter, seorang profesor di Universitas Boston dan penulis pertama makalah ini.
Penampakan fenomena STEVE di Kanada. Foto: Alan Dyer/AmazingSky
Dilansir dari Live Sciene, udara yang membentuk fenomena STEVE dapat menghasilkan temperatur mencapai 3000 derajat Celsius. Dari sinilah istilah ‘strong termal’ tersebut berasal. Garis udara STEVE juga bergerak cepat, hingga 500 kali lebih cepat dari sekitarnya.
Fenomena STEVE dapat bertahan di langit hingga dua jam. Sementara Alan Dyer menyebut penampakan STEVE yang ia potret bertahan setidaknya 40 menit.
STEVE didahului oleh badai aurora. Dyer juga menyebut bahwa STEVE yang ia foto terjadi setelah badai aurora Kp5. Kp5 adalah indeks kekuatan aurora di mana angka 5 berarti minor geomagnetic storm, seperti dilansir dari laman Aurora Borealis Observatory.
ADVERTISEMENT