Bumi dan Black Hole Supermasif Makin Dekat, Ini Jaraknya

17 Desember 2020 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
NASA Temukan Black Hole Ukuran Sedang (intermediate-mass). Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
NASA Temukan Black Hole Ukuran Sedang (intermediate-mass). Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Penelitian baru mengungkapkan bahwa jarak Bumi ke black hole atau lubang hitam supermasif 2.000 tahun cahaya lebih dekat dari perhitungan sebelumnya. Penemuan ini berasal dari proyek astronomi radio Jepang VERA (VLBI Exploration of Radio Astrometry) yang telah memetakan kecepatan tiga dimensi atau struktur khusus di Bima Sakti sejak tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Untuk mengukur jarak Bumi ke black hole supermasif tersebut, para ilmuwan menggunakan teknik yang disebut interferometri, yakni menggabungkan gangguan gelombang cahaya, radio, atau suara dari dua atau lebih teleskop untuk mendapatkan gambaran rinci tentang langit berdasarkan informasi yang dikumpulkan dari teleskop radio di seluruh Jepang.
Dengan teknik ini, peneliti dapat memetakan resolusi yang sama dengan teleskop berdiameter 2.300 km. Sebagai perbandingan, resolusi itu sudah cukup untuk melihat satu sen koin yang telah ditempatkan di Bulan.
Berdasarkan katalog Astrometri VERA dan pengamatan terbaru dari astronom lain, para ilmuwan membuat peta posisi dan kecepatan serta menghitung pusat galaksi Bima Sakti, rumah bagi black hole supermasif Sagitterius A.
Ilustrasi Black hole Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS
Peta tersebut menunjukkan bahwa pusat galaksi terletak 25.800 tahun cahaya dari Bumi, bukan 27.700 tahun cahaya sebagaimana jarak resmi yang dikeluarkan International Astronomical Union pada tahun 1985. Data baru ini juga menunjukkan bahwa Bumi bergerak lebih cepat dari perkiraan sebelumnya 220 km/detik menjadi 227 km/detik di sekitar Pusat Galaksi.
ADVERTISEMENT
VERA kini berharap dapat memantau lebih banyak objek untuk mengkarakterisasi struktur dan gerakan galaksi dengan lebih baik, menggunakan data dari EAVN--Jaringan VLBI Asia Timur.
EAVN menggunakan data teleskop radio dari Jepang, Korea Selatan, dan China yang mampu membaca lebih akurat dan memberikan data lebih jelas bagi para ilmuwan yang mempelajari kosmos. Sagitterius A sendiri adalah salah satu dari ribuan benda supermasif yang ada di jantung galaksi Bima Sakti.