Bumi Dulu Dihuni Badak Raksasa 26 Juta Tahun Lalu, Beratnya 4 Kali Gajah Afrika

25 Juni 2021 12:55 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Paraceratherium lixiaense Foto: Yu Chen via Live Science
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Paraceratherium lixiaense Foto: Yu Chen via Live Science
ADVERTISEMENT
Fosil badak raksasa tanpa tanduk berusia 26,5 juta tahun, salah satu mamalia terbesar yang pernah berjalan di Bumi telah ditemukan di bagian barat Laut Cina.
ADVERTISEMENT
Spesies baru ini diidentifikasi dengan nama Paraceratherium linxaense. Hewan ini dinamai berdasarkan tempat penemuannya di Cekungan Linxia di Provinsi Gansu.
Menurut peneliti, spesies ini memiliki panjang 26 kaki (8 meter), dengan tinggi bahu 16,4 kaki (5 meter), serta berat yang mencapai 24 ton -- setara dengan empat gajah Afrika.
Terlihat tengkorak dan tulang rahang P. linxiaense yang ditemukan berukuran, 3,7 kaki (1,1 m); leher panjang; dua gigi seri seperti gading yang mengarah ke bawah; dan lekukan hidung yang dalam menunjukkan bentuk belalai mereka yang mirip tapir.
Tengkorak dan rahang raksasa Paraceratherium linxiaense Foto: Tao, D. via Live Science
Kemungkinan badak raksasa itu melilitkan belalainya di sekitar cabang sehingga mudah mengupas dengan gigi depannya. Selain itu, jika P. linxiaense berdiri dengan empat kakinya, kepalanya bisa mencapai ketinggian 23 kaki (7 m) yang berfungsi untuk menelusuri dedaunan di puncak pohon.
ADVERTISEMENT
Analisis anatomi juga terlihat bahwa fosil yang ditemukan lebih besar dibanding fosil dari spesies lain yang diketahui dalam genus Paraceratherium.
“Ketika para peneliti melihat fosil, kelengkapan tulang dan ukuran besar [adalah] kejutan besar bagi kami, ungkap Deng Tao, Direktur dan profesor di Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Chinese Academy of Sciences di Beijing.
“Spesies baru ini lebih besar dari badak raksasa lainnya dalam genus Paraceratherium yang telah punah”, lanjutnya.
Dikutip Live Science, Tao mengatakan bahwa jika ditilik dari analisis pohon keluarga, spesies Paraceratherium yang termasuk P. lixiaense ini berevolusi saat mereka berimigrasi melintasi Asia Tengah dan Selatan pada saat Dataran Tinggi Tibet lebih rendah daripada sekarang.
Diketahui juga bahwa sebagian besar spesies dalam Paraceratherium hidup di Asia Tengah (sekarang menjadi Mongolia dan Kazakhstan). Selama Oligosen akhir (34 hingga 23 juta tahun yang lalu), kondisi tropis memang memungkinkan badak raksasa ini melakukan perjalanan ke utara, dan kembali ke Asia Tengah.
Peta fosil Paraceratherium yang telah ditemukan Foto: Tao, D. via Live Science
Sejak 1950-an, para peneliti memang telah mengetahui tentang fosil di Cekungan Linxia karena dulunya para petani sudah menemukan tulang-tulang. Kemudian pada tahun 1980-an fosil badak raksasa yang langka ini ditemukan secara terpisah.
ADVERTISEMENT
Baru pada tahun 2015, ditemukan tengkorak dan rahang lengkap badak raksasa dari satu individu dan tiga tulang belakang dari individu lain yang keduanya berasal dari zaman Oligosen akhir.