‘Bumi Super’ Ditemukan, Buka Peluang Bukti Kehidupan Alien

25 Januari 2021 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Planet bumi. Foto: Qimono via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Planet bumi. Foto: Qimono via Pixabay
ADVERTISEMENT
Bumi diperkirakan telah berusia 4,5 miliar tahun. Ia bukanlah planet tertua di alam semesta, yang menurut peneliti setidaknya tiga per empat planet seukuran Bumi di jagat raya lebih tua dari planet rumah kita.
ADVERTISEMENT
Di antara planet-planet tersebut, ternyata ada sebuah planet yang usianya sepantaran dengan jagat raya. Disebut sebagai TOI-561b, planet yang terletak 280 tahun cahaya dari Bumi dan diperkirakan telah lahir sejak 10 miliar tahun yang lalu.
Penemuan TOI-561b dan pengamatan tambahan yang dilakukan para peneliti tentang komposisinya telah diterima untuk publikasi di Astronomical Journal pada akhir tahun lalu.
Ia berhasil ditemukan dan dipelajari berkat pesawat ruang angkasa Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS), pesawat antariksa khusus untuk mempelajari bagian langit untuk mencari bintang secara berkala sedikit redup, yang diluncurkan pada 2018 lalu. Para astronom kemudian menindaklanjuti dan membuat pengamatan yang lebih rinci tentang planet ini menggunakan Spektrometer Echelle Resolusi Tinggi (HIRES) Keck Observatory di Maunakea, Hawaii, AS.
ADVERTISEMENT
"TOI-561b adalah salah satu planet berbatu tertua yang pernah ditemukan," kata peneliti dari University of Hawaii sekaligus ketua tim riset, Lauren Weiss, dalam keterangan resminya.
“Keberadaannya menunjukkan bahwa alam semesta telah membentuk planet berbatu hampir sejak terbentuk 14 miliar tahun yang lalu.”

Bumi Super

Menurut perhitungan peneliti, TOI-561b punya ukuran sekitar 50 persen lebih besar dari Bumi. Dengan karakteristik permukaannya yang berbatu seperti planet kita, tak mengherankan kalau peneliti menyebutnya sebagai “Bumi Super.”
Ia mengitari sebuah bintang tua yang terletak di "piringan tebal" Bima Sakti. Ini merupakan wilayah terluar bidang datar yang menampung sebagian besar materi galaksi kita.
Ilustrasi bintang-bintang di Galaksi Bima Sakti Foto: Skeeze via Pixabay
Di sana, bintang-bintang diperkirakan lahir pada 10 miliar tahun lalu--yang membuat para peneliti berpikir kalau TOI-561b juga punya usia yang sama tuanya.
ADVERTISEMENT
Meski mirip dengan Bumi, planet TOI-561b punya perbedaan dan ciri khasnya sendiri. Ia mengitari bintang-nya sangat cepat, hanya sekitar 10,5 jam. Para peneliti berpikir, alasan dari durasi orbitnya yang pendek adalah kedekatan jarak antara TOI-561b dengan bintangnya.
Jarak ini pula yang juga menyebabkan TOI-561b punya suhu permukaan yang amat panas. Diperkirakan, suhu permukaan rata-ratanya mencapai lebih dari 3.000 derajat Fahrenheit (1650 derajat Celsius). Pada siang hari permukaannya penuh dengan magma, sedangkan malam harinya permukaan dipenuhi batu yang keras.
Ia terlalu panas untuk menampung kehidupan seperti yang kita kenal sekarang, meskipun dulu mungkin.

Peluang menemukan alien

"TOI-561b adalah planet pertama dengan komposisi batuan yang dikonfirmasi di sekitar bintang tua, menunjukkan bahwa planet berbatu telah terbentuk untuk sebagian besar sejarah alam semesta," kata Weiss pada pertemuan American Astronomical Society yang dihelat 11 Januari lalu, seperti dikutip Business Insider.
ADVERTISEMENT
"Saya hanya ingin tahu apakah di antara mereka ada yang ingin kami ajak bicara."
Ilustrasi Bumi. Foto: NASA
Para peneliti menduga, kondisi TOI-561b terus berubah seiring waktu. Kondisi sebuah planet sendiri memang bisa berubah-ubah. Bumi, misalnya, ketika awal terbentuk kondisinya tak memungkinkan untuk menampung kehidupan, sebelum kemudian terus berevolusi hingga cukup stabil untuk memungkinkannya.
Dalam kasus TOI-561b, kondisinya bisa jadi lebih maju dari Bumi, menurut peneliti. Ia mungkin telah berevolusi untuk menampung kehidupan di satu waktu pada rentang usianya yang mencapai 10 miliar tahun, di mana kehidupan di sana dapat mengembangkan peradaban teknologi, namun punah jauh sebelum kehidupan muncul di Bumi.
Melalui TOI-561b, ilmuwan sadar bahwa sebuah planet dengan permukaan berbatu seperti Bumi sudah ada sejak awal alam semesta muncul.
ADVERTISEMENT
Permukaan sendiri merupakan faktor penting bagi sebuah planet untuk menampung kehidupan. Di atas permukaan itulah air berada, yang selama ini menjadi penunjang kehidupan.
"Saya lebih siap bertaruh pada bintang berusia 10 miliar tahun yang memiliki peradaban cerdas di planet berbatu di sekitarnya daripada planet berusia satu miliar tahun," kata Weiss.
Para peneliti juga berpikir bahwa TOI-561b adalah petunjuk bahwa masih banyak lagi planet dengan permukaan berbatu yang belum ditemukan di sekitar bintang tua di galaksi kita yang masih dapat dihuni. Bisa jadi, planet-planet dengan permukaan batu itu merupakan rumah bagi makhluk hidup yang sangat kuno.
Artinya, penemuan TOI-561b membuka jalan baru dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. Alih-alih mendengarkan pesan dari alien yang mencari kehidupan cerdas lainnya, para ilmuwan mungkin akan lebih beruntung menemukan fosil alien lewat pemindaian.
ADVERTISEMENT
"Jika Anda mencari bukti bahwa sesuatu ada di masa lalu selain masa kini, Anda memiliki peluang lebih besar untuk menemukan sesuatu," jelas ahli astrofisika Harvard Avi Loeb Aylin Woodward kepada Business Insider.
***
Saksikan video menarik di bawah ini.