Cara Unik Lumba-lumba Obati Sakit Kulit: ‘Garuk’ Badan di Batu Koral

24 Mei 2022 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Monkey Mia, tempat yang jadi surganya lumba-lumba di Australia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Monkey Mia, tempat yang jadi surganya lumba-lumba di Australia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap hewan memiliki cara tersendiri dalam menjaga kebersihan hingga mengobati penyakitnya. Termasuk mamalia air di laut, lumba-lumba.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di iScience, mengungkap lumba-lumba hidung botol Indo-Pasifik (Tursiops aduncus) punya cara unik dalam merawat dan mengobati sakit pada kulitnya.
Mungkin bagi manusia, jika ada masalah kulit, maka pasti akan ke klinik perawatan kulit. Namun itu tidak berlaku bagi lumba-lumba jenis satu itu.
Mereka punya ‘klinik’ khusus serupa tempat perawatan dan pengobatan kulit. Masih bertempat di laut, ‘klinik’ kulit bagi mereka adalah rangkaian batuan koral.
Mamalia laut yang terkenal cerdas itu, menggaruk badan mereka ke batuan koral. Kejadian ini sebenarnya sudah dilihat oleh para ilmuwan sejak lama. Bahkan sejak 13 tahun lalu, fenomena itu sudah terjadi pada lumba-lumba di Laut Merah Utara, tepatnya di lepas pantai Mesir.
ADVERTISEMENT
Sejak lama ilmuwan hanya menduga, kegiatan itu dilakukan untuk mencari makan. Tetapi, ilmuwan yang tergabung dalam riset terbaru itu membantah hipotesis tersebut.
“Saya belum pernah melihat perilaku menggosok koral ini dijelaskan sebelumnya, dan jelas bahwa lumba-lumba tahu persis koral mana yang ingin mereka gunakan,” jelas seorang ilmuwan, Dr. Ziltener dilansir Independent.
Pasalnya, mereka mengamati tidak semua batuan koral digunakan lumba-lumba untuk menggosok badan. Ada beberapa jenis batuan koral tertentu.
“Saya berpikir, pasti ada alasannya (mereka melakukan itu),” lanjut Ziltener.
Ziltener dan timnya melakukan penyelaman untuk membuktikan alasan lumba-lumba lakukan hal itu. Tentu tak mudah bagi mereka untuk memperoleh hasil studi. Penggunaan tangki oksigen membuat para lumba-lumba takut dan menghindar saat mereka melihat adanya gelembung udara dalam jumlah besar.
ADVERTISEMENT
Untuk menyiasati hal itu, Ziltener akhirnya mengambil sampel koral yang digunakan sebagai alat lumba-lumba menggosok.
Terumbu karang yang indah di Kepulauan Solomon Foto: Shutter Stock

Kandungan antimikroba pada koral

Berdasarkan pemeriksaan, diketahui sampel karang itu mampu memproduksi zat semacam lendir. Disebutkan jenis koral yang digunakan lumba-lumba terdiri dari koral Rumphella aggregata, Sarcophyton sp. dan Ircina sp.
Ketiga jenis koral itu memiliki 17 kandungan senyawa aktif yang berperan sebagai antibakteri, antioksidan hingga antitoksin. Ketujuh belas kandungan metabolit aktif itu membuat para ilmuwan yakin lendir dari koral berfungsi dalam melindungi dan mengobati kulit pada lumba-lumba.
Menurut Morlock, kegiatan menggosok pada koral oleh lumba-lumba tidak hanya sebatas sebagai pengobatan saja, melainkan layaknya manusia yang sedang mandi.
Ilustrasi keindahan alam bawah laut Bunaken Foto: Shutter Stock

Ekowisata mengancam perilaku ‘gosok’ badan

Para ilmuwan itu menyebut telah lama melakukan studi pengamatan pada lumba-lumba. Termasuk di Mesir, pada 2009 lalu.
ADVERTISEMENT
Keberadaan industri wisata yang berkedok ekowisata membuat mereka khawatir terhadap kondisi lumba-lumba. Banyak wisatawan berenang mendekati kawanan lumba-lumba dan mengganggu ekosistem koral yang ada.
Ziltener dan timnya akhirnya memutuskan untuk membentuk organisasi pemerhati lumba-lumba, Dolphin Watch Alliance. Organisasi itu bertujuan untuk mengedukasi masyarakat, wisatawan dan pemandu wisata untuk tetap menjaga ekosistem koral dan tidak mengganggu aktivitas lumba-lumba dari jarak dekat.