Cegah Bahaya Hipertensi, Begini Panduan Cek Tekanan Darah di Rumah

20 Februari 2020 19:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi memeriksa tekanan darah sendiri. Foto: PxHere
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi memeriksa tekanan darah sendiri. Foto: PxHere
ADVERTISEMENT
Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang mengakibatkan meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta beban biaya kesehatan. Penyakit ini tidak bergejala (silent killer) dan mampu merusak organ-organ penting seperti otak, jantung, ginjal, pembuluh darah besar sampai ke pembuluh darah kecil.
ADVERTISEMENT
“Di negara yang maju, di negara yang sedang berkembang, di negara yang miskin hipertensi adalah penyebab kematian dan kesakitan yang utama. Di Asia Tenggara, hipertensi seharusnya menjadi penyakit yang paling diwaspadai, meskipun sebenarnya bisa dicegah atau dihindari,” ujar Tunggul D. Situmorang, Sp.PD-KGH, FINASIM, selaku Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI), saat ditemui di Jakarta, Kamis (20/2).
Menurut Tunggul, Pemeriksaan Tekanan Darah (PTDR) di Rumah cukup penting untuk mencegah kerusakan organ hingga memperlambat terjadinya gagal organ demi menurunkan angka mortalitas hipertensi yang berada pada angka 9,4 juta kematian per tahunnya. Ia menambahkan, PTDR memungkinkan pengobatan hipertensi dapat terkontrol sehingga pasien bisa terobati secara optimal.

Panduan pengukuran tekanan darah di rumah

Seperti yang dianjurkan dalam buku panduan PTDR yang disusun tim dokter dari PERHI, langkah pencegahan mandiri ini bisa dilakukan setiap hari sekurang-kurangnya tiga hari sebelum jadwal kontrol di klinik dokter. Namun alangkah lebih baiknya, jika bisa dilakukan setiap hari selama tujuh hari sebelum jadwal kontrol.
Hipertensi sebagai salah satu ciri dari preeklampsia Foto: Shutter Stock
Selanjutnya, pengukuran sebaiknya dilakukan pada ruangan yang tenang dan pasien dikondisikan senyaman mungkin. Telapak kaki menapak pada lantai, punggung idsandarkan dan lengan diistirahatkan pada meja.
ADVERTISEMENT
Pasien sebaiknya tidak merokok 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah dimulai. Mereka juga tidak disarankan mengonsumsi makanan atau minuman berkafein serta berolahraga. Idealnya, pengukuran tekanan darah di rumah dilakukan pada pagi hari dan malam hari. Jarak waktu antara pengukuran pertama dan kedua adalah 1-2 menit.
Pada pagi hari, PTDR dilakukan setidaknya 1 jam setelah bangun tidur, setelah buang air kecil, sebelum sarapan dan sebelum mengonsumsi obat antihipertensi anjuran dokter. Sedangkan pada malam hari, pengukuran sebaiknya dilakukan sebelum tidur.
PTDR, seperti yang dipaparkan Tunggul, berperan cukup penting dalam upaya deteksi, diagnosis, sekaligus evaluasi terapi yang efektif untuk menggambarkan variabilitas tekanan darah. Banyak penelitian yang juga menunjukkan bahwa PTDR mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan darah di klinik.
ADVERTISEMENT
“PTDR juga dapat meningkatkan tingkat kepatuhan pasien. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa PTDR mempunyai nilai prognostik yang lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan tekanan darah di klinik,” imbuhnya.
Di sisi lain, dr. Ekawati Dani Yulianti, Sp.S, dokter spesialis bedah saraf yang berpraktik di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, turut mengimbau masyarakat agar memeriksakan tekanan darah ke fasilitas kesehatan sedini mungkin. Hal ini bertujuan agar tekanan darah dapat dikendalikan dan komplikasi yang dapat membuat cacat serta berujung pada kematian dapat dicegah sedini mungkin.
“Harus dipahami bahwa sebagian besar hipertensi bukan merupakan penyakit yang dapat disembuhkan total dan tujuan pengobatan untuk mencegah komplikasi. Untuk mencapai sasaran tersebut, di samping pengobatan yang teratur, juga perlu menerapkan gaya hidup yang sehat,” paparnya.
ADVERTISEMENT