China Abaikan Bantuan CDC dan WHO untuk Tangani Virus Corona

11 Februari 2020 11:45 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas menggunakan pakaian khusus saat evakuasi WNI dari Wuhan menuju Batam.  Foto: Twitter/ @PKK Kemenkes
zoom-in-whitePerbesar
Petugas menggunakan pakaian khusus saat evakuasi WNI dari Wuhan menuju Batam. Foto: Twitter/ @PKK Kemenkes
ADVERTISEMENT
Sudah lebih dari satu bulan wabah virus corona menghantui dunia, terutama masyarakat yang berada di provinsi Hubei, China. Selama itu pula Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (Centers for Disease Control and Prevention/CDC) AS telah menawarkan bantuan kepada China untuk membantu mengatasi wabah coronavirus di sana.
ADVERTISEMENT
Namun, alih-alih menyambut dan menerima baik bantuan tersebut, China justru mengabaikannya. Begitupun dengan Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) yang ditanggapi dingin pemerintah China kala menawarkan bantuan yang sama dua pekan lalu.
Para pejabat dan diplomat kesehatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan bahwa keengganan pemerintah China menerima bantuan diduga karena tidak ingin negara-negara di dunia memandangnya sebelah mata. Dalam artian, China dianggap tak mampu menangani wabah sehingga membutuhkan bantuan dari negara lain.
Beberapa ahli juga mengatakan bahwa ada aspek-aspek yang mungkin tidak dipublikasikan oleh China karena dianggap memalukan. Seperti tidak mengungkap berapa banyak dokter dan perawat yang meninggal dunia dalam perang melawan wabah coronavirus.
Bagaimanapun, kata para ahli, saat ini China sedang membutuhkan bantuan untuk menangani masalah novel coronavirus (2019-nCoV) yang telah menjangkiti sekitar 40 ribu orang dan menewaskan 908 orang di seluruh China.
Petugas medis disemprot disinfektan sebelum masuk ke rumah sakit di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: STR / AFP
Dalam panggilan telepon dan pesan teks misalnya, sebagian besar petugas kesehatan di sana mengeluh karena kewalahan merawat ribuan pasien virus corona yang semakin hari semakin bertambah. Mereka juga membutuhkan bantuan para ahli khusus di bidang kesehatan karena kekurangan sumber daya.
ADVERTISEMENT
Padahal, CDC sendiri sudah menawarkan bantuan dan berharap dilibatkan dalam penelitian novel coronavirus bersama para peneliti China untuk meningkatkan kesiapsiagaan jika virus corona menyebar luas di Amerika Serikat.
Pada Jumat (7/2), Alex M. Azar II, sekretaris Health and Human Service CDC, kembali menawarkan bantuan itu kepada rekannya di China, Dr. Ma Xiaowei. “Keputusannya terserah China. Kami berharap sepenuhnya bahwa Presiden Xi (Jianping) akan menerima tawaran kami. Kami siap dan bersedia pergi ke sana,” ujarnya seperti dikutip dari The New York Times.
Menurut Dr. Michael Ryan, kepala tanggap darurat WHO, sebenarnya China telah menyetujui misi para ahli kesehatan dunia untuk melakukan penelitian terhadap virus corona jenis baru dengan tujuan memahami lebih lanjut ihwal penularan penyakit dan keparahan klinis.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Marcia Poole, selaku juru bicara WHO mengatakan, sejauh ini belum diketahui kapan dan siapa saja tim ahli yang akan pergi ke China.
Di sisi lain, AS juga telah menawarkan 13 spesialis yang siap pergi ke China. Dua di antaranya adalah bidang keahlian yang tampaknya dibutuhkan China saat ini, yakni virologi molekuler dan epidemiologi.
Keahlian virologi molekuler melibatkan pengurutan genom virus dan manipulasi untuk menyempurnakan tes diagnostik, perawatan, dan kandidat vaksin. Sedangkan ahli epidemiologi berguna untuk mencari tahu ihwal pertanyaan-pertanyaan mendasar, seperti siapa yang terinfeksi dan siapa yang tidak, berapa lama masa inkubasi, penyebab korban meninggal, berapa banyak orang terinfeksi, serta seberapa besar risiko virus corona menyebar di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, sudah hampir lima pekan rencana-rencana itu masih belum terlaksana. Pihak China juga belum memberikan tanggapan terkait kapan para ahli kesehatan ini bisa mulai bertugas di sana.
Infografik Fakta Baru Virus Corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
Sebab, akan sangat berguna ketika para spesialis kesehatan dilibatkan dalam penelitian virus corona. Seperti misalnya, meneliti tentang tes darah untuk antibodi yang memungkinkan ahli melihat berapa banyak orang yang pulih dari infeksi. Ini berguna untuk melihat lebih jelas tentang seberapa mematikan virus corona novel.
Lebih lanjut, para peneliti menuturkan bahwa ada kesalahan epidemiologis yang China lakukan. Ini terletak ketika pejabat Wuhan menutup pasar makanan laut Huanan, Wuhan, yang dianggap sebagai titik awal penyebaran virus corona tanpa meneliti hewan-hewan yang ada di sana, termasuk mengambil sampel darah dari orang yang bekerja. Sebab, jika ini dilakukan, maka akan memberikan banyak informasi tentang hewan mana yang mungkin menjadi inang atau sumber penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
China sendiri sebenarnya telah meningkatkan kemampuan dalam mengatasi virus mematikan pasca-wabah SARS melanda pada 2002 hingga 2003. Tak jarang para ilmuwan China menerbitkan jurnal di media bergengsi. Bahkan, banyak dari mereka dilatih di CDC Amerika.