China Bikin Teknologi Agar Monyet Bisa Makan Pakai Tangan Robotik

11 Mei 2023 12:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kera Jepang (Macaca fuscata) sedang beraksi menangkap ikan di peraikan Kamikochi. Foto: Genki YAMADA/NHK
zoom-in-whitePerbesar
Kera Jepang (Macaca fuscata) sedang beraksi menangkap ikan di peraikan Kamikochi. Foto: Genki YAMADA/NHK
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ilmuwan di China mengklaim telah menciptakan interface (penghubung) antara otak dan komputer. Teknologi ini memungkinkan monyet mengendalikan lengan robot menggunakan pikirannya.
ADVERTISEMENT
Para peneliti berpendapat suatu hari nanti bisa membantu orang yang kehilangan fungsi anggota tubuh mereka. Penelitian, yang masih dalam proses peer-review ini terungkap dalam pengumuman, 5 Mei lalu oleh Universitas Nankai di Tianjin, China.
Teknologi ini mengubah sinyal elektroensefalogram (EEG) menjadi instruksi kontrol untuk lengan robotik, yang dapat digunakan monyet untuk mengarahkan makanan ke mulutnya.
Teknologi ini bekerja menggunakan reseptor khusus yang ditempatkan di lubang kecil, melalui vena jugularis dan langsung mengarah ke korteks motorik otak, melalui sinus sagital di tengkorak.
Penelitian ini sebenarnya cukup mirip dengan apa yang pernah dilakukan perusahaan lain. Yang paling terkenal misalnya Neuralink yang didirikan Elon Musk. Mereka pernah mendemonstrasikan bagaimana seekor monyet dapat memainkan video game Pong dengan pikirannya .
Seekor monyet mengetik dengan pikiran pada video demonstrasi Neuralink (30/11/2022). Foto: Dok. Neuralink
Pendekatan baru dari China ini diklaim tidak terlalu menyakiti hewan, ketimbang operasi yang dilakukan pada primata oleh Neuralink. Peneliti yakin jika langkah ini sukses maka akan membuka jalan baru untuk percobaan pada manusia.
ADVERTISEMENT
“Jalan kita masih panjang,” kata Dr Ma Yongjie dari Departemen Bedah Saraf Rumah Sakit Xuanwu yang mengerjakan proyek tersebut kepada Beijing Daily.
Dilansir Live Science, peneliti selanutnya akan mengoptimalkan desain elektroda, verifikasi keamanan dan keandalannya untuk implantasi jangka panjang pada hewan.
“Diperlukan waktu 5 tahun atau bahkan lebih lama untuk interfacec otak-komputer (ini) untuk berjalan secara klinis, ”jelas Yongjie.