Corona Makin Ancam Orang Terdekat Warga Jakarta

20 September 2020 14:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pegawai di lingkungan gedung BRI 1 dan BRI 2 menggunakan masker karena dugaan virus corona, Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pegawai di lingkungan gedung BRI 1 dan BRI 2 menggunakan masker karena dugaan virus corona, Jakarta, Kamis (23/1). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Virus corona telah menjadi pandemi dan sudah lebih dari enam bulan mewabah di Indonesia. Selama kurun waktu tersebut, ada fakta menarik yang ditemukan PandemicTalks, kelompok yang berinisiatif menghimpun informasi ke masyarakat terkait COVID-19 dengan analisis data.
ADVERTISEMENT
COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona, disebutnya sudah semakin dekat dengan inner circle kita, yang berarti kita semakin sering mendengar teman, kerabat, keluarga, sejawat relasi kantor terpapar COVID-19. Ancaman ini semakin nyata, khususnya bagi penduduk DKI Jakarta.
Inner circle atau lingkaran terdalam adalah lingkaran sosial yang paling dekat dengan kita sebagai individu manusia. Orang terdekat ini bisa orang tua, saudara, teman, pacar, rekan kerja, maupun teman komunitas.
Sejumlah wisatawan berlibur bersama keluarga di Pantai Ancol, Jakarta, Jumat (7/6). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Berdasarkan data yang dihimpun PandemicTalks dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan Badan Pusat Statistik (BPS) per 14 September 2020, 55.099 penduduk Jakarta sudah terinfeksi COVID-19 dari total populasi 10.644.986 jiwa.
Jika dihitung rasio kasus per 1.000 populasi, maka skalanya 1:196. Artinya, 1 dari 196 orang DKI Jakarta terpapar COVID-19.
ADVERTISEMENT
Menurut PandemicTalks yang bersumber dari antropolog Inggris Robin Dunbar, jumlah inner circle ideal manusia adalah 150 relasi atau hubungan.
Semakin tinggi total kasus corona di Jakarta, semakin kecil pula rasionya. Ketika total kasusnya mencapai 70.000, maka rasionya sudah mencapai jumlah relasi ideal manusia, yakni 1:150. Saat total kasusnya menyentuh angka 212.000, maka 1 dari 50 warga Jakarta positif COVID-19.
Dengan kondisi kasus positif corona di Jakarta saat ini masih menunjukkan tanda-tanda peningkatan, bukan tidak mungkin akan ada titik kondisi di mana lebih dari separuh penduduk ibu kota Indonesia memiliki saudara, kerabat, atau sahabat di lingkaran sosialnya tertular COVID-19.
Warga yang menggunakan masker melintasi mural yang berisi pesan waspada penyebaran virus Corona di kawasan Tebet, Jakarta. Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/Reuters

1 dari 1.241 Penduduk Indonesia Positif COVID-19

Angka rasio kasus corona Jakarta merupakan yang terburuk di antara 33 Provinsi Indonesia lainnya. Di bawah Jakarta ada Bali dengan rasio 1:606. Rasio tertinggi ketiga jadi milik Provinsi Jawa Timur dengan skala 1:1.047.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan Indonesia secara keseluruhan? Hitungan PandemicTalks menunjukkan, skalanya 1:1.241 alias 1 dari 1.241 orang Indonesia terpapar COVID-19.
Perlu dicatat, data tersebut dihimpun pada 14 September 2020. Saat ini kasus positif COVID-19 di Jakarta sudah mencapai 60.828 orang dan total kasus corona di Indonesia tembus 240.687 orang pada Sabtu (19/9) pukul 16.00 WIB.

Cara inner circle terdekat terhindar dari penularan COVID-19

PandemicTalks punya saran agar inner circle kita tidak terancam COVID-19. Pertama adalah membatasi jumlah lingkaran sosial saat pandemi.
Tentukan maksimal dua inner circle inti dengan masing-masing di bawah lima orang. Untuk meminimalisir transmisi virus semakin dekat, kita sebaiknya hanya bertemu dan menerima tamu di rumah hanya untuk lingkaran keluarga inti dan teman kantor.
ADVERTISEMENT
Kemudian, tolak pertemuan sosial yang tidak esensial. Usahakan hindari pertemuan dengan orang lain di luar lingkaran sosial yang sudah ditentukan sebelumnya, terutama di ruang publik tertutup dan ramai.
Terakhir, warga bisa memanfaatkan teknologi untuk menjalin silaturahmi secara digital dan online, seperti aplikasi pesan instan WhatsApp, video call di Zoom dan Google Meet, hingga media sosial Facebook, Instagram, atau Twitter.