Corona Masuk Antartika: Saat Pandemi Menyebar di Benua Terakhir Paling Aman

23 Desember 2020 13:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Salju di Antartika. Foto: DSD/Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Salju di Antartika. Foto: DSD/Pexels
ADVERTISEMENT
Virus corona akhirnya masuk ke Antartika. Benua di Kutub Selatan itu menjadi kontinen terakhir di Bumi yang mencatat pagebluk COVID-19 setelah 36 warga Chile postif terinfeksi virus corona, Senin (21/12).
ADVERTISEMENT
Kabar ini menandai tonggak sejarah yang kurang menyenangkan dalam perang global melawan virus corona. Sejak awal munculnya pandemi hingga awal pekan ini, Antartika adalah benua terakhir yang bebas dari teror COVID-19.
Dengan demikian, virus corona saat ini telah berada di ke-7 benua yang ada di dunia.
Puluhan orang yang terpapar virus corona di Antartika tersebut bertugas pangkalan militer Chile General Bernardo O’Higgins Riquelme di Semenanjung Trinity, bagian terpencil di utara Antartika. Dari 36 orang itu, sebanyak 26 orang merupakan personel militer dan 10 lainnya warga sipil yang bekerja sebagai kontraktor.
Kekhawatiran terkait penularan virus corona di Antartika mulai muncul ketika sejumlah kru di kapal militer Chile yang memasok logistik ke pangkalan O'Higgins antara 27 November dan 10 Desember terinfeksi virus corona, menurut laporan BBC. Setidaknya, ada tiga kru kapal yang terkonfirmasi positif COVID-19 ketika dites PCR di Chile.
Kuburan yang sudah digali untuk pemakaman pasien yang terinfeksi virus corona di Pemakaman Umum Santiago, Chile. Foto: AFP/MARTIN BERNETTI
Mereka dites PCR setelah dua personel militer dinyatakan positif terinfeksi virus setelah turun di pelabuhan Punta Arenas di Chile pada 10 Desember, menurut pernyataan dari Angkatan Laut Chile.
ADVERTISEMENT
Personel di pangkalan O'Higgins telah diisolasi dan "terus-menerus dipantau dengan dukungan dari Otoritas Kesehatan Magallanes dan Wilayah Antartika Chile, sejauh ini mencapai diagnosis yang menguntungkan dan tanpa komplikasi yang terkait dengan COVID-19 oleh staf kami," menurut pernyataan militer Chile, dikutip dari CNN.

Sempat dianggap aman corona

Antartika sempat dianggap jadi benua paling aman di Bumi dari virus corona. Setelah hampir meneror masyarakat global selama setahun ke belakang, pandemi tak pernah masuk ke benua itu sampai awal pekan ini.
Antartika sendiri cuma punya populasi 1.000 penduduk tidak tetap, yang tersebar di 29 basis negara.
Berbeda dengan Antartika, benua lain mencatat kasus virus corona dengan cepat setelah virus tersebut muncul di Wuhan, China, akhir tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO

Sejak Januari 2020

Menurut catatan Centers for Disease Control and Prevention, misalnya, kasus virus corona di AS pertama kali terekam pada 20 Januari 2020. Pasien pertama di AS itu berjenis kelamin laki-laki. Dia pulang ke Washington pada 15 Januari 2020 setelah sempat pergi ke Wuhan.
Di Eropa, European Centre for Disease Prevention and Control mencatat kasus pertama di Benua Biru pada 24 Januari 2020. Saat itu, seorang warga Prancis terkonfirmasi positif virus corona setelah melakukan perjalanan dari China.
Sehari setelahnya, Australia mengumumkan kasus COVID-19 pertama di benua tersebut. Menurut keterangan pemerintah Australia, pasien merupakan seorang pria dari Wuhan, terbang ke Melbourne dari Guangdong pada 19 Januari 2020.
Tak berselang lama, pada 17 Februari 2020 seseorang di Mesir positif COVID-19. Ia jadi kasus pertama virus corona di benua Afrika, meski otoritas Mesir tak menyebut kewarganegaraannya dan bagaimana orang tersebut bisa dapat virus corona.
ADVERTISEMENT
Pada 26 Februari, virus corona resmi menyambangi benua Amerika Selatan setelah seorang pria asal Sao Paulo, Brasil, yang berusia 61 tahun positif COVID-19. Saat itu, ia baru saja kembali dari perjalanan bisnis ke Italia.
Seiring berjalannya waktu, corona menyebar dengan cepat ke banyak negara di dunia. Sampai saat ini berdasarkan data dari John Hopkins University, total kasus corona keseluruhan di dunia per Rabu (23/12) pukul 13.15 WIB mencapai 78.011.432 kasus.