Deteksi Risiko Penyakit Autoimun & Alergi dengan Pemeriksaan IMMUNErisk

24 Februari 2020 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi penyakit autoimun Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi penyakit autoimun Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tubuh manusia dilahirkan dengan seperangkat alat pertahanan bernama sistem imun — kita lebih mengenalnya sebagai sistem kekebalan tubuh. Sistem imun berfungsi sebagai tameng terhadap segala jenis bakteri, kuman, dan virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
Bila sistem imun lemah, tubuh tidak mendapat cukup perlindungan dari ancaman penyakit yang disebabkan kuman, bakteri, atau virus. Tapi siapa sangka, sistem imun juga bisa menyerang tubuh kita sendiri. Inilah yang terjadi kepada orang yang mengalami autoimun. Pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuh yang seharusnya menjadi tameng malah ikut membunuh jaringan tubuh empunya.
Pada penderita autoimun, sistem kekebalan tubuh secara keliru menyerang sel-sel tubuh yang tidak seharusnya. Alhasil, terjadi kerusakan di beberapa organ dan kondisi ini sangat membahayakan si penderitanya.
Dilansir guardianlv, data American Autoimmune Related Diseases Association menunjukkan, ada 50 juta orang Amerika terkena gangguan autoimun. Penyakit ini lebih banyak menyerang wanita, diduga karena tingkat stress wanita yang lebih tinggi sehingga gangguan autoimun menjadi salah satu dari sepuluh penyakit penyebab kematian terbanyak untuk perempuan di segala umur. Namun, bukan berarti para pria dapat mengabaikan autoimun. Semua kalangan masyarakat tetap harus waspada.
com-Ilustrasi penyakit autoimun Foto: Shutterstock
Sampai saat ini, belum diketahui penyebab terjadinya penyakit autoimun. Dari berbagai data penelitian, autoimun disebabkan oleh banyak faktor seperti kebiasaan merokok, paparan sinar matahari, infeksi virus, etnisitas, jenis kelamin dan genetik.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini kita dapat mengetahui sebagian besar risiko penyakit autoimun atau alergi. Ya, bagi yang memiliki risiko tinggi berdasarkan pemeriksaan genetik, jangan khawatir, sebab faktor risiko autoimun atau alergi dapat dimodifikasi dan bisa dikontrol secara ketat sehingga penyakit dapat ditunda atau bahkan dicegah.
PT Prodia Widyahusada Tbk kembali meluncurkan salah satu pemeriksaan berbasis gen dari rangkaian Prodia Genomics, yakni IMMUNErisk pada Minggu (9/2) di GoWork FX Sudirman Jakarta.
Pemeriksaan IMMUNErisk mampu mendeteksi risiko seseorang terhadap 7 (tujuh) jenis penyakit terkait sistem imun yang sering terjadi di masyarakat, yakni kelompok penyakit autoimun (Rheumatoid Arthritis, Psoriasis, Lupus, Alopecia Areata, dan Vitiligo) serta kelompok penyakit alergi (Allergic Rhinitis dan Atopic Dermatitis).
ADVERTISEMENT
Pemeriksaan ini secara resmi diluncurkan oleh Direktur Bisnis dan Marketing Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati bersama Product Manager Prodia Trilis Yulianti, dan Marketing Communications Manager Prodia Reskia Dwi Lestari; hadir sebagai pembicara Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Prof. Dr. dr. Iris Rengganis, SpPD-KAI.
Tak hanya untuk mendeteksi penyakit autoimun, pemeriksaan ini juga dapat mengetahui tubuh memiliki risiko alergi atau tidak. Pasalnya sama halnya dengan autoimun, penyakit alergi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik. Faktor genetik merupakan faktor risiko yang tidak dapat diubah sehingga penting untuk diukur agar dapat ditentukan risiko bawaan seseorang terhadap penyakit tertentu.
Cukup Sekali Seumur Hidup
Pemeriksaan IMMUNErisk akan semakin berdampak baik jika dilakukan sedini mungkin, yakni sejak usia 18 tahun. Sama dengan pemeriksaan lain dalam rangkaian Prodia Genomics, IMMUNErisk juga cukup dilakukan satu kali seumur hidup.
ADVERTISEMENT
Hasil pemeriksaan ini akan menunjukkan kategori risiko penyakit berdasarkan profil gen dalam tubuh seseorang, yakni low risk, average risk, potential risk, dan high risk.
“Kami berharap, dengan adanya pemeriksaan IMMUNErisk, penyakit autoimun dan alergi dapat dicegah dengan menerapkan personalized prevention berdasarkan profil genomik masing-masing individu. Seluruh pemeriksaan Prodia Genomics, termasuk IMMUNErisk, dapat dilakukan di seluruh cabang Prodia,” ujar Indriyanti Rafi Sukmawati, Direktur Bisnis dan Marketing PT Prodia Widyahusada Tbk.
Dengan mengetahui risikonya lebih awal, maka mengubah atau memperbaiki pola hidup menjadi lebih sehat dapat segera dilakukan agar terhindar dari munculnya penyakit yang berisiko tersebut di kemudian hari. Jika hasilnya menunjukkan seseorang memiliki high risk terhadap salah satu penyakit, Prodia juga memberikan free konsultasi dengan genetic counselor untuk membicarakan langkah tepat yang dapat diambil selanjutnya.
ADVERTISEMENT
Artikel ini merupakan bentuk kerja sama dengan Prodia.