Detektor Bom Nuklir Temukan 'Nyanyian' Paus Biru Langka, Ungkap Populasinya

18 Juni 2021 10:47 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Biru. Foto: SHANEGROSS/ISTOCKPHOTO
zoom-in-whitePerbesar
Paus Biru. Foto: SHANEGROSS/ISTOCKPHOTO
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan telah menemukan populasi paus biru kerdil (Balaenoptera musculus brevicauda) yang tidak pernah tampak sebelumnya di Samudra Hindia. Uniknya, kumpulan spesies paus biru langka yang hampir punah ini ditemukan menggunakan alat pendeteksi bom nuklir.
ADVERTISEMENT
Awalnya para peneliti menemukan populasi rahasia paus biru yang bersembunyi di bawah Samudra Hindia. Untuk mempelajari paus biru itu mereka perlu merekam memakai hidrofon atau alat perekam suara bawah air yang juga merupakan bagian penting dari sistem sonar pada kapal selam.
Di Samudra Hindia, ada susunan akustik ilmiah yang terbatas, sehingga tim beralih menggunakan detektor bom nuklir bawah air milik Comprehensive Nuclear-Test-Ban Treaty Organization (CTBTO). Hasilnya, tim peneliti menemukan 'nyanyian' paus biru yang belum pernah terdengar sebelumnya dalam data yang diambil.
Paus Biru. Foto: Pixabay
"Paus biru umumnya sulit ditemukan," kata penulis utama Emmanuelle Leroy, yang merupakan anggota pascadoktoral di University of New South Wales (UNSW), Australia, seperti dikutip dari Live Science. "Mereka dibawa ke tepi kepunahan oleh perburuan paus industri dan mereka pulih dengan sangat lambat."
ADVERTISEMENT
Menurut Leroy, populasi hewan langka ini telah berhasil menghindari deteksi selama beberapa dekade meskipun ukuran mereka sangat besar. Paus biru umumnya juga sulit ditemukan karena berada diambang kepunahan akibat perburuan dan mempunyai tingkat kesembuhan dengan lambat.
Saat ini, sekitar 5.000 hingga 10.000 paus biru hidup di belahan Bumi selatan. Beberapa paus lainnya yang tersisa sering menyendiri dan tersebar di wilayah yang lebih luas, membuatnya sulit dideteksi.
Paus Biru. Foto: Fisheye
Paus biru kerdil sendiri merupakan subspesies paus biru yang lebih kecil yang mencapai panjang maksimum sekitar 24 meter. Populasi baru paus biru kerdil yang baru ditemukan ini sekarang disebut sebagai populasi Chagos.
Secara umum, nyanyian paus biru panjang, memiliki frekuensi rendah, terkadang di bawah kemampuan pendengaran manusia (di bawah 20 hertz), intensitas tinggi dan diulang secara berkala. Tetapi kelompok paus yang ditemukan ini memiliki panggilan yang berbeda dalam durasi, struktur, dan jumlah bagian yang berbeda pula.
ADVERTISEMENT
Meski berhasil mendeteksi populasi tersebut, tetapi para peneliti belum bisa memastikan jumlah individu dari kelompok paus baru ini. Sehingga sampai saat ini tetap menjadi misteri.