Dicakar Anjing, Seorang Wanita di Inggris Terpaksa Operasi Panggul

6 Maret 2018 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anjing Maltese (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Anjing Maltese (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bagi mereka yang memelihara hewan peliharaan, luka goresan, cakaran dan gigitan bukanlah hal yang aneh terjadi. Tetapi bagi wanita ini, luka cakaran anjingnya berakibat sangat fatal bagi kesehatannya.
ADVERTISEMENT
Seorang wanita berusia 66 tahun asal Inggris terpaksa harus menjalani operasi pengantian panggul akibat cakaran anjing peliharaannya.
Mengeluh Sakit di Beberapa Bagian Tubuh
Kisah ini dimulai saat wanita itu mengunjungi dokter ahli ortopedi dengan keluhan sakit di bagian selangkangan dan juga pantatnya selama beberapa bulan.
Awalnya ia menduga bahwa dirinya terserang kanker di daerah tersebut. Untungnya dokternya tidak menemukan suatu tumor atau kanker di bagian tersebut.
Tapi karena tidak ditemukan sumber sakitnya, dokter mencurigai terjadinya infeksi pada bagian sendi buatan di panggulnya. Dalam riwayat kesehatannya, wanita yang mau tidak disebutkan namanya ini pernah menjalani operasi penggantian panggul pada 1997.
Ilustrasi bagian panggul (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bagian panggul (Foto: Pixabay)
Biopsi Pertama
Mencari tahu sumber permasalahan keluhan dari wanita tersebut, para dokter kemudian melakukan tes biopsi pada si wanita untuk menemukan apakah ada patogen di darahnya.
ADVERTISEMENT
Dari hasil tes tersebut berhasil ditemukan bahwa ada sebuah bakteri Gram-negative yang tidak bisa diidentifikasi. Tetapi karena kemunculan bakteri itu hanya terjadi pada satu dari tujuh sampel darah di laboratorium, maka hasil ini dianggap tidak begitu meyakinkan.
"Sayangnya hasil biopsi tidak begitu meyakinkan," ujar wanita tersebut dilansir Science Alert. "Lalu sakitnya bertambah parah, dan saya merasa tambah takut atas apa yang mungkin terjadi pada diri saya sendiri."
Tulang panggul (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Tulang panggul (Foto: Pixabay)
Biopsi Kedua
Biopsi kedua pun menunjukkan bukti dari kehadiran suatu bakteri yang tidak diketahui di tubuhnya.
Para dokter kemudian mengirimkan sampel ke seorang spesialis mikrobiologi di Cardiff University untuk identifikasi lebih lanjut.
Akhirnya 14 bulan sejak pertama kali melapor ke dokter, sumber sakit wanita itu berhasil ditemukan. Ternyata terjadi infeksi pada jaringan tulang yang membuat kerusakan parah pada tulang kortikal dekat panggul si wanita.
ADVERTISEMENT
Dengan menggunakan teknik molekuler bernama 16S PCR, para peneliti akhirnya menemukan sumber infeksi tersebut, yaitu bakteri Capnocyophaga canimorsus.
Kasus infeksi bakteri tersebut cukup langka. Sebelumnya hanya dua kali kasus infeksi pada alat prostetik seperti ini yang pernah dilaporkan dalam literatur medis. Selain itu sebelumnya belum pernah ada infeksi dari bakteri ini yang dapat bertahan lama serta membuat simtom seperti kasus ini.
Hasil scan si wanita tua yang digigit anjing (Foto: Hettiarachchi et al.)
zoom-in-whitePerbesar
Hasil scan si wanita tua yang digigit anjing (Foto: Hettiarachchi et al.)
Bakteri yang Berasal dari Gigitan Anjing
C. canimorsus sendiri adalah salah satu bakteri yang mungkin menginfeksi seseorang saat dirinya digigit anjing. Bakteri ini hidup di satu dari empat anjing dan juga bisa ditemukan pada kucing.
Yang bahaya dari C. canimorsus adalah bakteri ini dapat mengakibatkan keracunan darah, meningitis, endokarditis, dan infeksi mata jika tidak diobati.
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, wanita tersebut ingat bahwa dirinya pernah tercakar anjing peliharaannya pada bagian tangan sekitar sembilan bulan sebelum pergi ke dokter.
Para dokter menduga bahwa bakteri di cakar si anjing peliharaan datang saat si anjing menjilat cakarnya. Bakteri kemudian menginfeksi si wanita setelah si anjing mencakar pemiliknya itu sampai terluka.
Kini wanita itu telah mendapatkan obat antibiotik untuk melawan infeksinya dan juga telah mendapatkan alat prostetik baru.
Menurut laporan dokter, pada kontrol kondisi bulan ke-15 setelah operasi, wanita tersebut telah dapat beraktivitas seperti biasa dan bebas dari rasa sakit.
Namun bagi si wanita tersebut, rasa sakit infeksi C. canimorsus tidak akan mudah dilupakan.
"Rasa khawatir itu tidak pernah hilang," bebernya. "Rasa takut bahwa suatu hal yang sama dapat terjadi lagi, selalu ada di pikiran saya."
ADVERTISEMENT