news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Diduga Akibat Laut Jadi Merah, Puluhan Penyu Mati di Pantai

30 Juli 2018 9:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penyu (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Penyu (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Puluhan penyu ditemukan mati dan sekarat di sepanjang pantai di Florida Barat, Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Sejak Oktober lalu, ditemukan total 91 kura-kura laut dan lebih dari separuhnya sudah dalam keadaan mati. Sementara itu, 33 di antaranya yang masih hidup dibawa ke penangkaran untuk dirawat.
Sebagian besar kura-kura yang mati tersebut telah dewasa, sekitar 25 hingga 30 tahun.
Jumlah penyu yang terdampar saat ini meningkat lebih dari tiga kali lipat dari biasanya. Para pengamat lingkungan mengkhawatirkan bila hal ini terus terjadi, maka akan mengakibatkan kepunahan penyu jenis-jenis tertentu.
"Rata-rata sepanjang tahun biasanya ada sekitar 30 hingga 35 penyu yang mati, tetapi saat ini ada 53 ekor sepanjang bulan Juni dan Juli saja," kata Kelly Sloan, seorang peneliti penyu laut, dilansir IFL Science.
Penyu Olive Ridley. (Foto: AFP/Asit Kumar)
zoom-in-whitePerbesar
Penyu Olive Ridley. (Foto: AFP/Asit Kumar)
Para ahli meyakini bahwa penyebab dari kematian penyu adalah karena ganggang yang tumbuh lebih panjang dari biasanya. Hal ini kemudian menyebabkan red tide atau fenomena saat ganggang tumbuh hingga membuat laut tampak kemerahan.
ADVERTISEMENT
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, red tide terjadi ketika ganggang mikroskopis beracun tumbuh dengan cepat di lautan. Bukan hanya berwarna merah, ganggang juga dapat mengubah air laut menjadi warna merah, coklat, kuning, atau hijau.
Red tide di Florida disebabkan oleh dinoflagellata berjenis Karenia brevis yang dapat membunuh ikan, burung, mamalia laut, dan menyebabkan penyakit pada manusia.
Ilustrasi red tide (Foto: NOAA via Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi red tide (Foto: NOAA via Wikimedia Commons)
Manusia dapat terkena racun yang diproduksi oleh ganggang merah yang mekar. Racun dari ganggang merah dikenal dengan nama brevetoxins dan dapat menyebar melalui makanan, air, dan udara.
Setelah mengonsumsi kerang atau air yang terkontaminasi racun tersebut, manusia dapat mengalami masalah gastrointestinal atau neurologis seperti keracunan kerang. Dan apabila terhirup, bisa menyebabkan masalah pernapasan seperti asma.
ADVERTISEMENT
"Kematian massal ini sangat menyedihkan," kata Sloan. "Ini sudah bulan ke-10 persitiwa red tide, dan ini merupakan pertumbuhan ganggang terlama sejak tahun 2006."