Dikira Mangkuk Biasa, Orang Ini Beli Artefak Miliaran Rupiah Cuma Rp 500 Ribu

30 Mei 2021 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mangkuk dari abad ke-15 yang dibuat pada masa pemerintahan kaisar ketiga dinasti Ming.  Foto: Sotheby's
zoom-in-whitePerbesar
Mangkuk dari abad ke-15 yang dibuat pada masa pemerintahan kaisar ketiga dinasti Ming. Foto: Sotheby's
ADVERTISEMENT
Rezeki tak akan tertukar, keberuntungan bisa datang pada siapa saja, termasuk pada oleh seorang penggemar barang antik ini. Ia membeli mangkuk yang di jual di Connecticut dengan harga Rp 500 ribu, padahal barang itu adalah artefak China sangat langka yang punya harga miliaran.
ADVERTISEMENT
Cerita bermula saat si kolektor yang tidak disebutkan namanya membeli mangkuk di online shop. Usai membeli mangkuk itu, ia merasa curiga dengan penampilan mangkuk dan meminta para ahli di rumah lelang Sotheby untuk memeriksanya.
Siapa sangka, mangkuk tersebut ternyata artefak kuno China dari abad ke-15 dan diperkirakan memiliki harga asli antara 300.000-500.000 dolar AS atau setara Rp 4,3-7,2 miliar.
Dilaporkan The Associated Press, hanya ada enam mangkuk serupa yang diketahui keberadaannya, di mana sebagian besar disimpan di museum di seluruh dunia. Sekarang, mangkuk kuno akan dilelang di pelelangan Important Chinese Art Sotheby di New York, pada 17 Maret 2021.
Mangkuk seharga Rp 4,3 hingga 7,2 miliar. Foto: Sotheby's/AP
Mangkuk kuno ini memiliki diameter sekitar 16 centimeter, berbentuk seperti kuncup teratai, dicat dengan pola bunga biru kobalt. Di bagian dalam mangkuk, terdapat desain medali, dikelilingi pola bunga dan daun. Sementara bagian luar dicat dengan bunga teratai, peoni, krisan, dan delima yang mengelilingi mangkuk, termasuk gambar tanduk dan alat musik.
ADVERTISEMENT
Mangkuk diyakini sebagai produk klasik dari masa pemerintahan kaisar ketiga dinasti Ming yang dikenal sebagai kaisar Yongle. Ini terlihat dari bahan dan pola lukisan yang tergambar pada mangkuk tersebut.
Istana Yongle, tempat pembuatan mangkuk tersebut, membawa gaya baru porselen ke Tiongkok kuno, sebuah gaya yang bisa mudah dikenali. Selama masa pemerintahan Yongle, otoritas setempat mengontrol pola desain, produksi, dan distribusi porselen yang dibuat di tempat pembakaran kekaisaran.
Ini berarti, barang-barang itu tidak diperjualbelikan ke Timur Tengah dan Afrika Timur. Pemerintah Yongle sering menghancurkan atau mengubur duplikasi porselen agar tidak ditiru negara lain. Sekarang hanya ada sedikit mangkuk yang tersisa dan tersebar di seluruh dunia.
Beberapa mangkuk disimpan di sejumlah museum, salah satunya adalah National Palace Museum di Taipei, National Museum of Iran, kemudian di British Museum dan Victoria & Albert Museum, serta yang terakhir dijual di rumah lelang Christie, Hong Kong.
ADVERTISEMENT