Dinding yang Terbuat dari Tulang Manusia Ditemukan di Belgia

22 Februari 2020 18:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi osuarium, kotak batu tempat menyimpan tulang-tulang manusia. Foto: wikimedia commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi osuarium, kotak batu tempat menyimpan tulang-tulang manusia. Foto: wikimedia commons
ADVERTISEMENT
Sebuah bangunan gereja di Belgia yang menjadi objek penggalian, mengejutkan tim arkeolog yang dipimpin Ruben Willaert dari Belanda. Bagaimana tidak, dinding tempat peribadatan umat Nasrani itu dibangun dari tulang belulang manusia.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada sembilan sisi dinding yang dibangun dengan tulang paha orang dewasa dan tulang kering. Bagian yang paling mengerikan, arkeolog juga menemukan tengkorak yang sudah hancur lalu diawetkan.
Bangunan yang lekat dengan aura mistis ini kemungkinan dibangun oleh orang-orang yang berasal dari ratusan tahun lalu. Salah satu arkeolog dalam tim tersebut, Janiek De Gryse, berpendapat orang-orang di masa lalu itu ingin jasad manusia yang telah mati tetap hidup dengan menjadikannya bahan bangunan untuk mendirikan sebuah katedral.
Ilustrasi kerangka manusia. Foto: Pixabay
“Ketika membersihkan halaman gereja, kerangka ini tidak mungkin dibuang begitu saja,” ujar de Gryse, dilansir Live Science. “Hal ini karena orang-orang itu percaya pada kebangkitan setelah kematian dan tulang-tulang ini dianggap sebagai bagian terpenting.” Mereka membuat semacam osuarium yang dikenal sebagai kotak batu tempat menyimpan tulang-tulang manusia.
ADVERTISEMENT
Dinding gereja berbahan tulang manusia itu ditemukan di sisi utara Katedral Saint Bavo. Berdasarkan penanggalan radiokarbon, diketahui bahwa tulang-tulang itu berasal dari paruh kedua abad ke-15. Namun dinding-dinding gereja baru dibangun sekitar abad ke-17 atau awal abad ke-18.
Menurut de Gryse, sebagian besar kuburan bersejarah terdiri dari lubang besar atau lapisan yang diisi dengan tulang manusia.
"Kami belum pernah melihat struktur, seperti dinding, yang sengaja dibangun dengan tulang manusia," kata de Gryse.
Siapa pun yang membuat dinding ini menurut dia, pasti tengah diburu-buru waktu, sebab mereka tampaknya tidak perlu repot mengelompokkan tulang kecil atau yang rapuh, seperti tulang belakang, tulang rusuk atau tulang dari tangan dan kaki. Anehnya, para arkeolog juga tidak menemukan tulang lengan.
ADVERTISEMENT
"Dindingnya hanya terdiri dari tulang-tulang dari tungkai bawah," kata de Gryse. "Saat ini kami masih menyelidiki apa yang mendasari hal ini. Apakah tujuannya sesederhana menumpuk tulang dengan rapi atau ada juga dimensi religius dan spiritual yang terlibat di dalamnya?"
Arkeolog tak menemukan ada tulang anak-anak di sana, tak seperti tulang dari pria dewasa dan wanita yang menjadi bagian struktur dinding. Padahal, di masa itu banyak anak kecil yang meninggal karena penyakit. Menurut Willaert, itu karena tulang anak-anak masih kecil dan rapuh sehingga tidak digunakan untuk mendirikan sebuah bangunan.
Saat ini, tulang-tulang tersebut telah dikumpulkan dan dibawa ke Universitas Ghent, Belgia, untuk diteliti lebih lanjut.