Ditemukan Salju Pink di Pegunungan, Ternyata Ini Penyebabnya

8 Juli 2020 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Potret udara menggambarkan es berwarna merah muda di gletser Persena, dekat Pellizzano, Italia. Foto: Miguel MEDINA/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Potret udara menggambarkan es berwarna merah muda di gletser Persena, dekat Pellizzano, Italia. Foto: Miguel MEDINA/AFP
ADVERTISEMENT
Salju umumnya berwarna putih. Namun, ada yang berbeda pada salju di Pegunungan Alpen yang masuk ke wilayah Italia. Salju tersebut berwarna merah jambu atau pink.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, ilmuwan masih menyelidiki apa yang menyebabkan salju di Pegunungan Alpen berubah warna. Ada dugaan perubahan warna ini berasal dari alga yang dapat mempercepat dampak perubahan iklim.
Alga tersebut membuat salju berwarna semakin gelap dan dikhawatirkan akan membuat salju jadi lebih cepat mencair. Namun, teori tersebut ternyata masih didebatkan di kalangan ilmuwan, khususnya dari mana alga bisa muncul di Pegunungan Alpen. 
Biagio Di Mauro, Dewan Riset Nasional Italia, mengatakan, salju berwarna pink yang ada pada bagian gletser Presena kemungkinan disebabkan oleh tanaman yang sama yang ditemukan di Greenland.
"Ganggang ini tidak berbahaya, ini merupakan fenomena alam yang terjadi saat periode musim semi dan musim panas di ketinggian menengah tapi juga di Kutub," kata Di Mauro, seperti dikutip Science Alert.
ADVERTISEMENT
Jadi, ganggang yang dikenal dengan nama latin Ancylonema nordenskioeldii ini juga bisa ditemukan di Greenland. Dia biasanya berada di area bernama Dark Zone dengan es yang sudah mulai mencair.
Es yang berwarna putih bisa memantulkan 80 persen radiasi matahari kembali ke atmosfer. Tapi kemunculan ganggang ini membuat es menjadi lebih gelap sehingga menyerap panas lebih banyak sehingga lebih cepat meleleh.
Jika semakin banyak es yang mencair, maka semakin banyak ganggang yang muncul karena pasokan udara dan air yang melimpah. Akibatnya, salju yang tadinya berwarna putih di ketinggian 2.618 mdpl ini berubah warna menjadi pink.
"Semua yang membuat warna salju jadi lebih gelap menyebabkan salju meleleh karena mempercepat penyerapan radiasi," kata Di Mauro.
Biagio di Maio, peneliti di CNR (National Research Council) menunjukkan salju berwarna merah muda di gletser Persena, dekat Pellizzano, Italia. Foto: Miguel MEDINA/AFP
"Kami sedang mencoba untuk mengukur efek dari fenomena lain selain dari manusia pada overheating yang terjadi di Bumi," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Ia juga mencatat bahwa kehadiran pendaki dan lift ski juga dapat berdampak pada ganggang. Kondisi ini seolah menjadi pembalasan Bumi terhadap ulah manusia karena telah banyak melakukan kerusakan.
"2020 adalah tahun yang istimewa, hal-hal buruk telah terjadi. Menurut saya, fenomena atmosfer semakin memburuk. Perubahan iklim semakin jelas," kata Elisa Pongini dari Florence.