Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
DNA Kuno Ungkap Kisah Penghuni Zaman Purba di Indonesia Timur
14 Juni 2022 8:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Puluhan ribu tahun lalu, Asia Tenggara adalah rumah bagi keanekaragaman manusia, mulai dari spesies Homo floresiensis (Hobbit), Homo luzonensis, Denisovans, hingga Homo sapiens. Kini, DNA yang dikumpulkan dari tulang dan gigi berusia 2.600 hingga 250 tahun di kawasan kepulauan Wallace yang sekarang jadi bagian dari Indonesia timur (Sulawesi - Maluku) mengungkapkan sebuah kisah kompleks tentang pemukiman zaman purba di wilayah tersebut.
ADVERTISEMENT
Wallace ini terbagi oleh selat perairan dalam dari daratan Asia dan Australia. Dahulu kala, selama periode permukaan laut rendah, kepulauan Asia Tenggara terhubung ke benua lain, tapi Wallace tidak. Artinya Wallace menjadi satu-satunya kepulauan yang tidak terhubung dengan wilayah mana pun.
Akibatnya, Wallace mengembangkan ekosistem tumbuhan dan hewan yang khas yang tidak bisa ditemukan di wilayah mana pun, termasuk manusia Hobbit yang menempati pulau Flores. Sampai saat ini, para peneliti belum mengetahui bagaimana penghuni paling awal bisa mencapai pulau-pulau tersebut.
Namun baru-baru ini, sebuah penelitian mengungkapkan telah terjadi migrasi besar-besaran orang berbahasa Austronesia ke kepulauan Wallace. Itu terjadi pada masa migrasi terbesar dalam sejarah manusia yang membawa orang-orang sampai ke Pulau Paskah dan Madagaskar.
Profesor, Sue O’Connor dari Australian National University telah melakukan penggalian arkeologi di Kepulauan Wallace. Dia bilang, sudah banyak peneliti yang mencoba mengekstrak DNA dari fosil-fosil lebih tua yang ditemukan di sana tapi hasilnya nihil.
ADVERTISEMENT
Ketika tulang dan gigi (manusia) lebih muda yang ditemukan O’Connor dan rekannya dikirim ke Max Plank Institute, mereka mendapatkan hasil mengejutkan. DNA dari 16 penduduk Wallace antara 600 SM dan 1770 SM yang berhasil diurutkan mengungkapkan apa yang disebut O’Connor sebagai ‘wadah peleburan genetik luar biasa’. Sebelum bangsa Austronesia, DNA dari daratan Asia Tenggara sudah muncul di kepulauan tersebut.
"Saya menduga bahwa kita mungkin melihat kelompok-kelompok kecil, mungkin petani awal yang melakukan perjalanan jauh, tidak meninggalkan jejak arkeologi atau bahasa di sana, tetapi mengembangkan populasi mereka setelah kedatangannya," kata Profesor Emeritus ANU, Peter Bellwood.
O’Connor bilang, bahasa Austronesia telah mendominasi daerah tersebut, tetapi budaya lain juga ada di Wallace. Ini terlihat dari gaya tembikar dan peralatannya.
ADVERTISEMENT
DNA purba juga membuktikan pada waktu yang hampir bersamaan orang Papua datang ke Kepulauan Wallace dari arah yang berlawanan. Di sisi lain, tidak ada bukti genetik dari penduduk asli Australia yang mengunjungi Wallace, meski tanda-tanda perdagangan telah terjadi di sana.
DNA yang berhasil diurutkan ini dapat meningkatkan harapan untuk mengurutkan sampel DNA yang lebih tua. Jika ini bisa dilakukan, maka akan membantu menjawab beberapa pertanyaan tentang pohon keluarga manusia yang sangat kompleks dan membingungkan di Wallace.