Dokter Ungkap Hasil Autopsi Korban Meninggal Pertama Virus Corona di AS

28 April 2020 10:33 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penanganan virus corona. Foto: REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penanganan virus corona. Foto: REUTERS
ADVERTISEMENT
Seorang perempuan bernama Patricia Dowd asal San Jose, California, diyakini menjadi pasien pertama yang meninggal akibat virus corona di Amerika Serikat (AS). Wanita berusia 52 tahun itu dilaporkan meninggal pada 6 Februari 2020 lalu.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan terkini, hasil autopsi menunjukkan bahwa Dowd meninggal akibat serangan jantung yang disebabkan oleh virus corona. Perempuan itu dilaporkan meninggal di sebuah rumah sakit setelah mengalami gejala flu.
Para dokter awalnya menduga, wanita tersebut meninggal akibat serangan jantung biasa. Namun, setelah dilakukan autopsi, ia dinyatakan meninggal karena virus corona.
Ini artinya, korban tewas akibat COVID-19, penyakit yang disebabkan virus corona, sebenarnya telah terjadi beberapa minggu lebih awal dari data resmi yang dicatat pemerintah AS.
Petugas medis membawa mayat korban virus corona di New York, AS Foto: AFP/Bryan R Smith
Hasil autopsi menunjukkan, virus corona ditemukan di beberapa organ tubuh Dowd, seperti jantung, trakea, paru-paru, hingga usus. Virus SARS-CoV-2 diduga telah menyebar ke otot jantung, hingga menyebabkan katup jantung pecah.
“Virus corona terus menyerang sistem kekebalan tubuh dan merusak jantung, hingga menyebabkan jantung seperti meledak,” ujar Dr. Judy Melinek, ahli patologi forensik yang tidak terlibat dalam autopsi Dowd, kepada The Mercury News.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, jantung pecah lebih sering terjadi pada pasien COVID-19 yang memiliki penyakit penyerta, seperti kolesterol tinggi atau kelainan pada otot jantung. Namun, apa yang terjadi pada Dowd tergolong jarang terjadi, sebab jantungnya tidak memiliki kelainan apapun alias normal.
“Ada sesuatu yang abnormal tentang fakta bahwa jantung yang normal telah meledak," kata Melinek kepada The San Francisco Chronicle. “Jantung normal tidak akan pecah.”
Terlebih, semasa hidupnya, Dowd dikenal tidak memiliki riwayat penyerta. Dia juga kerap melakukan olahraga rutin, hingga akhirnya meninggal oleh virus corona.
Sebelumnya, sebuah studi kecil mengungkapkan hubungan antara penyakit COVID-19 dengan jantung, ketika penelitinya menemukan fakta bahwa satu dari lima pasien COVID-19 di China mengalami kerusakan jantung akibat infeksi virus corona.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.