Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Dunia Terancam Kehilangan Spesies Primata
21 Januari 2017 16:40 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:19 WIB
ADVERTISEMENT

Hampir setengah dari populasi kera, monyet, lemur, dan primata lain di dunia ini, sekarang berada dalam ambang kepunahan karena sejumlah sebab, mulai dari kegiatan industri yang menghancurkan habitatnya, sampai dengan perburuan serta perdagangan.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan penelitian di jurnal ilmiah Science Advances yang melibatkan 30 orang ilmuwan, ditemukan sebanyak 60 persen dari 300 spesies primata, terancam punah dengan tiga perempatnya sudah mengalami penurunan populasi. Spesies itu juga termasuk gorila, simpanse, owa Jawa dan tarsius.
Anthony Rylands, ilmuwan dari Conservation International yang ikut terlibat dalam penelitian, mengaku dirinya tercengang dengan fakta mengerikan ini.
"Skala ini sangat besar," sebut Rylands dalam jurnal Science Advances. "Mengingat penurunan populasi dan ancaman kepunahan spesies primata dalam jumlah besar. Dunia akan segera menghadapi peristiwa kepunahan terbesar dalam sejarah jika tindakan efektif tidak segera dilaksanakan," tambahnya.
Penyebab utama terancamnya habitat primata global disebabkan karena tumbuhnya kegiatan pertanian. Dari tahun 1990 dan 2010 misalnya, ekspansi industri pertanian ke hutan sebagai habitat primata diperkirakan mencapai 1,5 juta kilometer persegi atau tiga kali lipat luas area wilayah Prancis.
ADVERTISEMENT
Di Sumatera dan Kalimantan, perusakan hutan untuk perkebunan kelapa sawit mendorong penurunan drastis populasi orangutan. Di China, ekspansi perkebunan karet membuat populasi siamang jambul putih dan siamang Hainan kini hanya sekitar 30 ekor. Sementara perkebunan karet di India mengancam kukang Bengal, owa, dan monyet daun Phayre.
Primata tersebar di seluruh 90 negara, tapi dua pertiga spesies hidup di empat negara: Brazil, Madagaskar, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo. Sebanyak 87 persen spesies primata di Madagaskar dan 73 persen di Asia terancam kepunahan menurut jurnal Science Advances.
Studi tersebut juga menyoroti perburuan ilegal sebagai penyebab lain yang membuat populasi primata semakin berkurang, termasuk menjadikan primata sebagai makanan. Tercatat 150.000 primata dari 16 spesies diperdagangkan setiap tahunnya di Nigeria dan Kamerun. Di Kalimantan, sekitar 2.000 hingga 3.000 ekor orangutan dibunuh untuk dijadikan makanan setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Russell Mittermeier, ilmuwan dari Conservation International yang juga ikut dalam penelitian, masih optimis kepunahan masih bisa terhindarkan selama konservasi terus dilakukan pada hutan dan spesies yang terancam.
"Kita harus melindungi habitat yang tersisa. Jika tidak ada area yang tersisa, kita harus membuatkannya," ujar Mittermeier.