Ekosistem Lingkungan Afsel Urutan 1 Terkritis Sedunia, Indonesia Nomor Berapa?

17 Oktober 2020 16:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Negara dengan Ekosistem Lingkungan Terancam Foto: Swiss Re Institute
zoom-in-whitePerbesar
Negara dengan Ekosistem Lingkungan Terancam Foto: Swiss Re Institute
ADVERTISEMENT
Sebuah riset telah memastikan bahwa satu dari lima negara di dunia terancam kolaps pada sektor ekosistem lingkungan. Secara total, ada 39 negara yang terancam menurut penelitian dari Swiss Re Institute.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar ancaman kolaps disebabkan menurunnya keanekaragaman hayati. Sekitar 30 persen bahkan terjadi karena ulah manusia seperti penggundulan hutan, pertambangan, dan lain sebagainya.
Sayangnya, Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut bersama dengan beberapa negara tetangga lain di Asia Tenggara. Hal ini disebabkan besarnya peran sektor agrikultur atau pertanian di Indonesia dan beberapa negara lain.
Selain itu, Swiss Re Institute juga menyebut bahwa negara yang “padat penduduk dan (berada) di daerah yang penting secara ekonomi,” seperti Asia Tenggara, Eropa, dan Amerika juga berisiko kolaps secara ekosistem lingkungan.
Presiden Joko Widodo meninjau penanganan kebakaran lahan di Desa Merbau, Kecamatan Bunut, Pelalawan, Riau, Selasa (17/9/2019). Foto: ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Brasil dan Indonesia menjadi dua negara yang juga terancam karena tingginya peningkatan populasi. Selain itu, kedua negara juga dinilai sangat menggantungkan ekonominya pada sumber daya alam.
ADVERTISEMENT
“Ada kebutuhan yang sangat jelas untuk menilai kondisi ekosistem sehingga komunitas global dapat menurunkan dampak negatif pada (sektor) ekonomi di seluruh dunia,” ujar Chief Executive Officer dari Swiss Re Group, Christian Mumenthaler.
“Pekerjaan penting ini memberikan fondasi yang berdasarkan data untuk memahami risiko ekonomi dari perubahan keanekaragaman hayati dan ekosistem,” lanjut Mumenthaler.
Peneliti berharap hasil risetnya dapat digunakan untuk mengarahkan kebijakan global agar menjadi lebih ramah lingkungan.
Taman Nasional Tanjung Puting Foto: Dok: Kemenparekraf
“Bagaimana kita menggunakan ekosistem, cara kita menjalankan kehidupan sosial dan ekonomi, sering kali mengambil persediaan dan pembaruan ekosistem begitu saja,” tulis peneliti dalam laporan risetnya.
“Degradasi ekosistem dapat secara signifikan memperlambat atau bahkan diputar balik, jika peran keanekaragaman hayati dan kontribusi utuhnya terhadap produksi ekonomi menjadi bagian penting pada kebijakan yang dibuat oleh entitas pemerintah, perusahaan, dan pemangku kepentingan lain.”
ADVERTISEMENT
Meski begitu, peneliti menyampaikan bahwa setiap negara memiliki cara yang berbeda-beda untuk menyelesaikan masalah ini. Strategi dan kebijakan yang dibuat harus sesuai dengan kondisi daerah dari segi ekonomi dan juga lingkungan.
Para ilmuwan juga tidak memungkiri bahwa riset ini juga memiliki keterbatasan. Menurut mereka, “estimasi yang dibuat tidak sempurna dan mungkin harus diperbarui setiap beberapa tahun.”
Namun, penelitian ini bisa dijadikan acuan yang baik ihwal ke mana setiap negara harus bergerak. Penelitian ini telah “mengidentifikasi (negara) mana yang harus menjadi lebih berhati-hati pada aktivitas sosial ekonominya, karena tempat-tempat tersebut berisiko (kolaps secara lingkungan).”
Negara dengan Ekosistem Lingkungan Terancam Foto: Swiss Re Institute
(EDR)