Es di Alaska Mencair Bisa Sebabkan Mega-Tsunami, Kapan?

23 Oktober 2020 8:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Es di Alaska Mencair. Foto: Paxson Woelber/Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Es di Alaska Mencair. Foto: Paxson Woelber/Flickr
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pemanasan global semakin banyak membawa dampak buruk kepada lingkungan. Salah satunya es di Alaska yang terus menerus mencair dan bisa menyebabkan longsor es dan menyebabkan tsunami besar.
ADVERTISEMENT
Hal itu diungkap oleh sekelompok ilmuwan yang menemukan banyaknya jumlah es yang mencair di wilayah Prince William Sound. Mereka mengirimkan surat terbuka kepada Departement of Natural Resources Alaska sekaligus memperingatkan soal bahayanya.
Potensi risiko es longsor di Alaska dipicu oleh longsoran batu yang dipicu oleh gletser yang mencair. Hal itu kemungkinan besar bisa menyebabkan mega-tsunami dalam dua dekade mendatang.
Ada juga kemungkinan potensi bahaya tersebut terjadi dalam 12 bulan ke depan. Yang jelas, para ilmuwan mengatakan bahwa cairnya gletser di Prince Willian Sound yang berujung si sepanjang pantai selatan Alaska, bisa berdampak pada lereng gunung di atas Barry Arm.
Citra satelit menunjukkan apabila Barry Glacier di atas Barry Arm longsor karena terus mencair, bekas longsor tersebut akan muncul di atas permukaan gunung. Ini menunjukkan bahwa longsor perlahan-lahan telah dimulai.
Proyeksi Mega-Tsunami di Alaska Foto: Briggs et al., surat terbuka untuk ADNR, Mei 2020
Namun apabila ada batu yang tergelincir dan memberi jalan, maka longsor yang terjadi akan semakin mengerikan. Wilayah ini memang kawasan yang terpencil, namun sering dilewati oleh kapal komersial dan rekreasi, termasuk kapal pesiar.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan ketinggian endapan di atas air, volume tanah yang tergelincir, dan sudut kemiringan, kami menghitung bahwa keruntuhan akan melepaskan 16 kali lebih banyak puing dan 11 kali lebih banyak energi daripada longsor Teluk Lituya di Alaska tahun 1958 dan mega-tsunami,” kata ahli geofisika Chunli Dai dari Universitas Negeri Ohio mengatakan kepada NASA.
Jika kalkulasi peneliti benar, maka skenario di tahun 1958 yang kerap dianggap sama besarnya dengan ledakan bom atom bisa terjadi lagi dan menjadi gelombang tsunami tertinggi di zaman modern. Ketinggiannya bisa mencapai 524 meter.
Peristiwa lereng es longsor juga sebelumnya pernah terjadi di Taan Fiord pada tahun 2015. Hal ini menyebabkan tsunami setinggi 193 meter. Ini bisa disebabkan oleh hujan lebat, gempa bumi, cuaca panas yang menyebabkan cairnya permafrost, salju atau es gletser.
Proyeksi Mega-Tsunami di Alaska Foto: Briggs et al., surat terbuka untuk ADNR, Mei 2020
Sejak laporan tersebut dirilis awal tahun ini, analisis longsor berikutnya akan melihat pergerakkan massa tanah di lereng atau tidak. Hal ini memang tidak bisa menunjukkan banyak bukti, namun diketahuipermukaan batuan telah bergeser setidaknya sejak 50 tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Ketika iklim berubah, alam membutuhkan waktu untuk menyesuaikan," kata penulis surat terbuka dan ahli geologi Bretwood Higman dari organisasi nirlaba Ground Truth Alaska.
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa tsunami akan mencapai di ketinggian ratusan kaki di sepanjang garis pantai akan terjadi secara tiba-tiiba. Kejadian seperti ini tidak hanya bisa terjadi di Alaska saja, tapi seluruh dunia.
"Mungkin sekarang kita sedang memasuki masa di mana kita perlu melihat lanskap glasial (kondisi es mencair di kawasan gletser) dengan jenis kacamata yang sama,” tutur Higman.