Gajah Masuk Desa di Aceh, Benarkah Gajah Hewan yang Pendendam?

5 November 2018 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawanan gajah liar memasuki perkampungan Desa Leupu, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kawanan gajah liar memasuki perkampungan Desa Leupu, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
ADVERTISEMENT
Sekawanan gajah liar dilaporkan memasuki perkampungan Desa Leupu, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. Kemunculan hewan-hewan bertubuh besar itu membuat para santri yang tengah berada di balai pengajian terkejut bahkan hingga ada dua santri yang pingsan.
ADVERTISEMENT
Warga mengatakan, gajah-gajah tersebut masuk ke perkampungan sebagai aksi balas dendam. Mereka mengejar seorang pemburu gajah yang lari menyelamatkan diri ke kampung tersebut. Pemburu gajah tersebut dikabarkan selamat dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mengatakan tidak ada korban terluka.
Tapi apa benar gajah adalah hewan yang pendendam dan suka melancarkan aksi balas dendam seperti ini?
Ingatan yang tajam
Satu hal yang telah diketahui, selama ini gajah memang digambarkan sebagai hewan yang memiliki ingatan tajam. Dalam bahasa Inggris, ada istilah ‘elephant never forgets’ atau ‘gajah tidak pernah lupa’.
Mungkin ungkapan gajah tidak pernah lupa ini terdengar berlebihan. Namun kenyataannya, gajah memang memiliki ingatan yang bagus. Scientific American menulis, selain memiliki ingatan yang tajam, gajah juga merupakan hewan yang memiliki kecerdasan tinggi, bahkan hampir setara dengan kecerdasan kera dan lumba-lumba.
Kawanan gajah liar memasuki perkampungan Desa Leupu, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kawanan gajah liar memasuki perkampungan Desa Leupu, Kecamatan Geumpang, Kabupaten Pidie, Aceh. (Foto: Dok. Istimewa)
Masih dikutip dari Scientific American, Carol Buckley dari The Elephant Sanctuary di Tennessee, AS, pernah melaporkan bahwa pada 1999 seekor gajah bernama Jenny yang tinggal di suaka tersebut, terlihat sangat bahagia ketika bertemu dengan Shirley, seekor gajah Asia.
ADVERTISEMENT
Setelah diselidiki, keduanya ternyata pernah menjadi gajah sirkus dan pernah bertemu selama beberapa bulan. Uniknya, kedua gajah tersebut bertemu 23 tahun yang lalu.
Bukan hanya mampu mengingat gajah lain, penelitian pada kawanan gajah saat peristiwa kekeringan di Tanzania 1993 juga menunjukkan bahwa gajah juga mampu mengingat jalur untuk mencari tempat makan dan air lain bila tempat mereka biasa mencari air mengering.
Gajah dengan gading yang cukup besar. (Foto: Poswiecie via pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah dengan gading yang cukup besar. (Foto: Poswiecie via pixabay)
Meningkatnya kasus serangan gajah terhadap manusia
Apakah ingatan mereka yang tajam tersebut menyebabkan gajah menjadi hewan yang pendendam? Riset pada 2006 lalu terhadap gajah-gajah Afrika menunjukkan bahwa para gajah mungkin merupakan hewan yang akan membalas dendam kepada siapa pun yang menyakiti mereka
Dikutip dari Phys.org, riset soal sifat pendendam gajah-gajah Afrika ini dilakukan karena meningkatnya kasus penyerangan gajah terhadap manusia di Benua Hitam tersebut. Joyce Poole, ahli gajah dari Amboseli Elephant Research Project di Kenya, menduga serangan tersebut merupakan aksi balas dendam gajah pada manusia.
Wisata gajah di CRU Sampoinet Aceh Jaya. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Wisata gajah di CRU Sampoinet Aceh Jaya. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
"Mereka (gajah) memang cukup cerdas dan memiliki ingatan yang cukup baik untuk membalas dendam. Para pengendali hewan liar merasa lebih mudah untuk menyelesaikan masalah dengan cara menembak gajah yang sedang marah,” kata Poole, sebagainya dikutip dari Phys.org.
ADVERTISEMENT
"Pemburu tidak menyadari kemungkinan adanya konsekuensi (kemarahan) anggota keluarga gajah yang tersisa dan kemungkinan akan timbulnya kekerasan yang terus berulang," tambahnya lagi.