Gejala Ringan Omicron Mirip Flu, Bisakah Minum Obat Bebas?

30 Maret 2022 13:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virus corona Omicron. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
Perlahan tapi pasti, pandemi virus corona di Indonesia mulai melandai dan berhasil dikendalikan, meski penambahan kasus COVID-19 masih terus terjadi hingga sampai sekarang.
Omicron menjadi varian corona paling mendominasi dalam kasus COVID-19 di Indonesia saat ini. Varian satu ini diklaim memiliki tingkat penyebaran yang lebih tinggi ketimbang varian lainnya. Inilah sebabnya Omicron menjadi mimpi buruk di beberapa negara.
Meski Omicron punya tingkat penularan lebih tinggi, ia cenderung tidak menyebabkan gejala parah yang membuat pengidap dirawat inap. Gejala paling umum dari Omicron adalah batuk dan pilek, lebih mirip seperti infeksi flu. Hal ini diungkap oleh para peneliti di Norwegia yang penelitiannya diterbitkan di jurnal Eurosurveillance.
Tim ilmuwan mengungkap sembilan gejala yang sering ditimbulkan virus corona varian Omicron, di antaranya batuk, pilek, kelelahan, sakit tenggorokan, sakit kepala, nyeri otot, demam, bersin, dan mual.
Karena belum ada obat, maka perawatan yang diberikan pada dasarnya sama dengan pasien yang menderita influenza atau penyakit pernapasan akut. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat menyebutnya sebagai tindakan atau perawatan suportif.
Prinsipnya begini, dokter hanya mengobati simptom yang kerap muncul pada kasus COVID-19, termasuk gejala pilek, batuk, dan kelelahan. Pada pasien dengan kasus ringan, dokter biasanya menyarankan pasien mendapatkan istirahat yang cukup.
Ilustrasi orang sakit flu Foto: Shutter Stock
Kasus ringan COVID-19 juga pernah menimpa Elizabeth Schneider, seorang penyintas asal Amerika Serikat. Kala itu, Schneider mengalami gejala klinis seperti sakit kepala, demam dan menggigil di sekujur tubuhnya. Sebelum memeriksakan diri ke dokter, Schneider berinisiatif untuk meminum obat-obatan yang berkhasiat meredakan flu.
Lantas, apakah gejala ringan Omicron bisa pakai obat bebas? Menurut Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, masyarakat bisa membeli vitamin atau obat bebas yang dijual di apotek, toko berizin, hingga warung.
Karena simtom yang dialami penderita Omicron umumnya pilek dan batuk, maka cara mengatasi gejala tersebut adalah minum obat-obatan yang bisa meringankan gejalanya. Salah satu obat yang dapat meredakan gejala tersebut adalah Procold Flu dan Procold Flu & Batuk.
Procold Flu adalah obat yang berfungsi meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, dan bersin-bersin. Sedangkan Procold Flu & Batuk efektif meredakan gejala flu yang disertai batuk jika diminum sesuai anjuran.
Dalam Procold Flu, misalnya, kandungan Paracetamol di dalamnya berguna sebagai analgesik untuk meringankan demam dan sakit kepala. Sementara Chlorpheniramine Maleat, menurut penjelasan WebMD, berfungsi sebagai antihistamin yang efektif untuk meredakan gejala alergi seperti bersin-bersin.
Selain itu, kandungan Phenylephrine Hcl juga berfungsi untuk melegakan hidung tersumbat. Kandungan inilah yang membuat Procold Flu menjadi pilihan tepat untuk digunakan saat mengalami gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin.
Sementara dalam Procold Flu & Batuk, disamping memiliki kandungan Paracetamol dan Phenylephrine Hcl, juga mengandung Dekstrometorfan HBr yang berfungsi sebagai antitusif yang efektif meredakan batuk tidak berdahak. Sehingga Procold Flu & Batuk adalah pilihan yang sudah betul untuk meredakan gejala flu yang disertai batuk. Procold Flu & Batuk juga tidak menyebabkan efek kantuk jadi tidak mengganggu aktivitas saat dikonsumsi.
Procold Flu maupun Procold Flu & Batuk sudah mendapat izin edar BPOM jadi aman dikonsumsi sebagai pertolongan pertama untuk meredakan gejala flu disertai batuk.
Kendati gejala ringan Omicron bisa diobati oleh obat bebas, Nadia mengimbau agar masyarakat tetap berkonsultasi dengan dokter, terutama ketika akan membeli obat resep. Selain itu, jika gejala COVID-19 tidak mereda setelah mengonsumsi obat bebas, ia menyarankan agar pasien memeriksakan diri ke dokter.