Gen X Berisiko Lebih Tinggi Kena Kanker Ketimbang Baby Boomer

18 Juni 2024 15:23 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sel kanker. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sel kanker. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah studi baru menemukan bahwa generasi X lebih mungkin terkena kanker di usia 60 tahun ketimbang orang tuanya, atau generasi baby boomer.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan membuat prediksi ini setelah menganalisis catatan medis dari 3,8 juta orang di AS yang telah didiagnosis menderita berbagai jenis kanker invasif antara tahun 1992 hingga 2018. Istilah “Invasif” mengacu pada kanker yang menyebar dari satu jaringan ke jaringan lain di sekitarnya.
Peneliti menggunakan data ini untuk menggambar kurva “age of onset”, cara untuk memvisualisasikan berapa banyak orang yang didiagnosis menderita kanker pada usia tertentu–dalam hal ini 60 tahun–.
Dalam studi yang terbit pada 10 Juni di jurnal JAMA Network Open, para peneliti menggunakan proyeksi ini untuk memperkirakan berapa banyak orang yang lahir antara 1908 hingga 1983, berisiko besar didiagnosis menderita kanker pada usia 60 tahun. Model statistik tersebut mampu mengungkap tren kanker yang akan terjadi, tapi tidak dapat menjelaskan faktor pemicunya.
Ilustrasi kanker prostat. Foto: Jo Panuwat D/Shutterstock
Tim memperkirakan bahwa Generasi X yang lahir antara tahun 1965 hingga 1980, memiliki risiko lebih tinggi mengidap kanker pada usia 60 tahun dibandingkan generasi baby boomer yang lahir antara tahun 1946 hingga 1964.
ADVERTISEMENT
Bagi perempuan, kanker yang diderita termasuk kanker paru-paru dan serviks. Sementara pria, kanker paru-paru, hati, dan kandung empedu.
Beberapa penyakit ini sebenarnya sudah menjadi perhatian kesehatan masyarakat. Tingkat kanker paru-paru, misalnya, telah menurun selama beberapa dekade, sebagian karena semakin sedikitnya orang yang merokok.
Hasil statistik juga menunjukkan risiko tinggi kanker jenis lain yang bisa diidap generasi X di usia 60 tahun dibandingkan generasi baby boomer. Baik laki-laki maupun perempuan, keduanya sama-sama berisiko terkena kanker tiroid, ginjal, dan usus besar. Tren ini tidak berlaku buat laki-laki keturunan Asia atau Pacific Islander.
Ilustrasi gejala kanker serviks. Foto: mi_viri/Shutterstock
Studi baru ini tidak memperkirakan tingkat kanker pada generasi lebih muda dari Generasi X, seperti generasi milenial yang lahir antara 1981 hingga 1996. Ini karena generasi milenial belum ada yang menginjak usia 60 tahun, sedangkan generasi X sudah ada yang mulai menginjak usia 60 tahun.
ADVERTISEMENT
“Ini adalah studi penting, karena menggabungkan data untuk banyak penyakit kanker,” ujar dr. Graham Colditz, wakil direktur Institut Kesehatan Masyarakat, di Washington University di St. Louis yang tidak terlibat dalam penelitian.
Buat sekarang, studi baru ini hanya memberikan gambaran utama tentang bagaimana tingkat diagnosis kanker meningkat pada generasi muda di Amerika berdasarkan pemodelan statistik. Philip Rosenberg, salah satu penulis studi senior di National Institutes of Health (NIH), mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjelaskan tren yang muncul ini.
“Sangat mungkin bahwa peningkatan angka obesitas dan peningkatan perilaku kurang gerak mungkin bertanggung jawab atas beberapa peningkatan angka kanker,” kata Rosenberg.
Faktor lingkungan juga mungkin memengaruhi. Pada saat yang sama, diagnosis yang lebih baik dan skrining berperan penting dalam menjelaskan lonjakan angka diagnosis kanker. Hal ini mencakup pendeteksian molekul spesifik penyakit yang disebut biomarker, dan yang terbaru penggunaan kecerdasan buatan (AI) untuk menganalisis sampel darah.
ADVERTISEMENT
Sekarang juga ada pendokumentasian kanker berbasis populasi yang lebih baik dibandingkan sebelumnya sehingga berpotensi mempermudah pencatatan angka kanker pada skala yang lebih besar.