Gerhana Bulan Total Hiasi Langit Indonesia 26 Mei 2021, Catat Waktunya

29 April 2021 15:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bulan purnama merah muda terlihat di langit kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/4/2021). Foto: Suwandy/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Bulan purnama merah muda terlihat di langit kawasan Bekasi, Jawa Barat, Senin (26/4/2021). Foto: Suwandy/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Setelah fenomena Supermoon Pink, kini bersiap-siaplah untuk peristiwa Gerhana Bulan Total yang akan terjadi pada 26 Mei 2021. Fenomena ini akan menghasilkan 'Bulan Merah Darah' alias 'Super Blood Moon'.
ADVERTISEMENT
Ini akan menjadi fenomena supermoon yang paling besar dan terang mengingat posisi Bulan akan berada 158 km lebih dekat ke Bumi dibanding Supermoon Pink yang terjadi pada 27 April 2021 lalu.
Gerhana Bulan Total terjadi akibat konfigurasi Bulan, Bumi, dan Matahari yang membentuk satu garis lurus dan Bulan berada di sekitar simpul orbitnya (perpotongan antara orbit Bulan dan ekliptika), sehingga Bulan memasuki bayangan umbra Bumi.
Pada fase ini, Bulan akan terlihat oleh penduduk di Bumi berwarna merah darah, sehingga fenomena Gerhana Bulan Total disebut juga sebagai Super Blood Moon. Fenomena ini menghasilkan penampakan Bulan 14 persen lebih besar dan 30 persen lebih terang dibanding fase mikro.
Gerhana Bulan Merah Darah Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan
Nama merah darah sendiri diambil dari rona kemerahan yang muncul saat Bumi melemparkan bayangannya ke seluruh Bulan selama fase Gerhana Bulan Total. Warna merah itu adalah bayangan Bumi yang berasal dari atmosfer.
ADVERTISEMENT
“Jadi ketika Bulan benar-benar berada dalam bayangan, Anda akan mendapatkan penampakan merah kecoklatan," jelas ahli astronomi, Profesor Fred Watson, seperti dikutip 9Honey. "Itu disebabkan oleh cahaya yang tersebar ke atmosfer bumi, ke dalam bayangan itu."
Berdasarkan laporan LAPAN, Gerhana Bulan Total akan berlangsung dengan durasi parsialitas selama 3 jam 8 menit 12 detik dan durasi totalitas yang cukup singkat, yakni 18 menit 28 detik. Puncaknya terjadi pada pukul 18.18.43 WIB, atau 19.18.43 WITA, atau 20.18.43 WIT (delta T=69 detik), dengan magnitudo umbra 1,0153 dan magnitude penumba 1,9787.
Warga menyaksikan pemandangan planet Mars berdampingan dengan gerhana bulan total terlihat di Kota Padang, Sumatera Barat, Sabtu (28/7) dini hari. Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Gerhana ini dapat disaksikan ketika bulan terbit dari arah Timur-Tenggara hingga Tenggara lewat konstelasi Scorpius. Jadi, Provinsi Papua akan menjadi wilayah yang kebagian menyaksikan fase awal hingga akhir penumbra.
ADVERTISEMENT
Sementara Provinsi Maluku Utara, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Gorontalo bagian Timur, Sulawesi Tengah bagian Timur, Kepulauan Selayar dan Sulawesi Tenggara hanya bisa menyaksikan awal sebagian hingga akhir penumbra.
“Sebagian besar Sumatera Utara termasuk Pulau Nias bagian Selatan dan Kepulauan Batu, Sumatera Barat dan Riau bagian barat hanya bisa menyaksikan fase U3 (akhir total hingga p4 (akhir penumbra) dikarenakan bulan sudah mengalami gerhana total ketika terbit,” jelas LAPAN di situs web resminya.
Sementara untuk wilayah seperti Riau bagian Timut hingga Lampung dan Kepulauan Riau, pulau Jawa, Kalimantan, Bali, Busa Tenggara Barat dan Gorontalo bagian Barat hingga Sulawesi Selatan dapat menyaksikan fase awal total hingga akhir penumbra.