Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Warga Dilarang Mendekat

15 Januari 2020 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
zoom-in-whitePerbesar
Lava pijar dari Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda, Kalianda, Lampung Selatan, Kamis (19/7). Foto: AFP PHOTO / FERDI AWED
ADVERTISEMENT
Gunung Anak Krakatau kembali erupsi pada Rabu (15/1), pukul 10.18 WIB, namun tinggi kolom abu tidak teramati. Berdasarkan keterangan resmi dari Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM), erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 42 mm dan durasi kurang lebih 1 menit 2 detik.
ADVERTISEMENT
Dari pantauan CCTV, terpantau adanya satu kali letusan yang memuntahkan asap hitam tebal setinggi 150 meter dari dasar kawah. Kendati begitu, tidak terdengar suara dentuman.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau berada pada Status Level II (Waspada). Masyarakat dan wisatawan diimbau tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer.
Gunung Anak Krakatau Muntahkan Abu Vulkanik. Foto: Dok. Humas BNPB
Menurut catatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gunung Anak Krakatau telah mengalami 106 kali erupsi sepanjang 2019, dengan intensitas gempa tercatat paling banyak 80 kali dalam sehari.
Sejarah mencatat, Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api muda yang muncul dalam kaldera pasca-erupsi paroksimal tahun 1883 dari Kompleks Vulkanik Krakatau. Aktivitas erupsi usai pembentukan Anak Krakatau dimulai sejak 1927, pada saat tubuh gunung api masih di bawah permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Badan Anak Krakatau lantas muncul ke permukaan laut sejak tahun 1929. Hingga sekarang, Gunung Anak Krakatau berada dalam fase konstruksi, yakni terus menerus membangun hingga ukurannya membesar.