Gunung Anak Krakatau Kembali Erupsi, Waspada Hujan Abu Lebat

31 Desember 2019 16:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia
zoom-in-whitePerbesar
Gunung Anak Krakatau mengeluarkan material vulkanik terlihat dari kawasan Kalianda, Lampung Selatan, Selasa (4/9/2018). Foto: ANTARA FOTO/Atet Dwi Pramadia
ADVERTISEMENT
Jelang pergantian tahun, Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda kembali erupsi pada Selasa (31/12) pukul 06.51 WIB. Kolom abu yang dimuntahkan mencapai 1.000 meter di atas puncak.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau telah dua kali mengalami erupsi pada Minggu (29/12) dan Senin (30/12), dengan ketinggian kolom abu masing-masing 50 meter dan 2.000 meter di atas puncak. Terpantau muntahan abu pada Senin merupakan yang tertinggi selama erupsi tiga hari belakangan.
“Kolom erupsi berwarna putih tebal, menunjukkan dominasi gas/uap air, disertai material batuan berukuran abu yang terbawa ke permukaan,” tulis keterangan resmi dari Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Alam Mineral (ESDM), yang diterima kumparanSAINS pada Selasa (31/12).
Gunung Anak Krakatau alami erupsi. Dok: Humas BNPB
Sejauh ini, Badan Geologi masih memberlakukan peringatan bagi para wisatawan agar tidak mendekati kawah dalam radius 2 kilometer atau di sekitar kepulauan Anak Krakatau. Sedangkan area wisata Pantai Carita, Anyer, Pandeglang dan sekitarnya, serta wilayah Lampung Selatan masih aman dari ancaman bahaya aktivitas Gunung Anak Krakatau.
ADVERTISEMENT
“Potensi bahaya dari aktivitas Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material lava, aliran lava, dan hujan abu lebat di sekitar kawah dalam radius 2 kilometer dari kawah aktif. Sementara itu, hujan abu yang lebih tipis dapat terpapar di area yang lebih jauh bergantung pada arah dan kecepatan angin,” tambah Badan Geologi.
Berdasarkan pantauan Badan Geologi hingga Selasa (31/12), belum terdeteksi adanya peningkatan ancaman, tingkat aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih tetap berada di Level II (Waspada).
Sejarah mencatat, Gunung Anak Krakatau merupakan gunung api muda yang muncul dalam kaldera pasca-erupsi paroksimal tahun 1883 dari Kompleks Vulkanik Krakatau. Aktivitas erupsi usai pembentukan Anak Krakatau dimulai sejak 1927, pada saat tubuh gunung api masih di bawah permukaan laut.
ADVERTISEMENT
Tubuh Anak Krakatau lantas muncul ke permukaan laut sejak tahun 1929. Hingga sekarang, Gunung Anak Krakatau berada dalam fase konstruksi, yakni terus menerus membangun tubuhnya hingga besar.