Gunung Es Seluas 2,5 Kali DKI Jakarta Terancam Lepas dari Antartika

28 Februari 2019 9:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bagian tepi Brunt Ice Shelf, 27 Oktober 2016 Foto: NASA ICE via Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Bagian tepi Brunt Ice Shelf, 27 Oktober 2016 Foto: NASA ICE via Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
Sebuah retakan panjang melintang di sekitar gunung es di Brunt Ice Shelf, Antartika. Menurut para ahli glasiologi di Goddard Space Flight Center NASA, gunung es itu terancam lepas.
ADVERTISEMENT
NASA merilis gambar Brunt Ice Shelf pada 23 Januari 2019. Gambar itu mengungkapkan ada dua retakan yang berbeda, satu ke arah timur dan yang kedua menuju utara. Kemudian, tim membandingkannya dengan gambar yang diambil pada 30 Januari 1986. Pada gambar yang diambil 1986 itu tidak tampak kedua retakan tersebut.
"Jika mereka (retakan) itu bergabung di hulu (selatan) dari McDonald Ice Rumples, maka ada kemungkinan lapisan es itu bakal tidak stabil,” ujar Joe MacGregor, ahli glasiologi di Goddard Space Flight Center NASA, seperti dikutip dari IFLScience.
Brunt Ice Shelf, 1986 Foto: NASA’s Goddard Space Flight Center
Menurut NASA, lapisan es yang akan terlepas dari Antartika itu diperkirakan mencapai 1.700 kilometer persegi atau bahkan lebih. Angka itu 2,5 kali lebih besar dari luas Provinsi DKI Jakarta yang hanya sebesar 661,5 kilometer persegi.
ADVERTISEMENT
Ukuran itu tidak terlalu besar jika dilihat secara historis, karena sebelumnya pernah ada gunung-gunung es berukuran lebih besar yang terlepas dari Antartika. Akan tetapi, gunung es kali ini menjadi bagian terbesar yang terlepas dari Brunt Ice Shelf sejak pengamatan yang dimulai pada 1915.
Brunt Ice Shelf, 2019. Foto: NASA’s Goddard Space Flight Center
Jika gunung itu benar-benar pecah dan lepas, hal ini akan menjadi masalah tersendiri bagi para ilmuwan yang meneliti Brunt Ice Shelf di Halley Station milik British Antarctic Survey. Pangkalan ini merupakan pusat penting untuk penelitian geologi, atmosfer, dan ruang angkasa yang beroperasi sepanjang tahun.
Lepasnya gunung es ini kemungkinan akan membuat mereka merelokasi stasiun penelitian mereka di Brunt Ice Shelf tersebut.