Habiskan Biaya Triliunan Rupiah, Uji Coba Terbaru Vaksin HIV Gagal

6 Februari 2020 20:57 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi golongan obat antiretroviral untuk HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi golongan obat antiretroviral untuk HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jalan terjal mesti ditempuh para peneliti untuk menciptakan vaksin HIV yang menghabiskan waktu selama bertahun-tahun. Namun sayangnya, riset terbaru tak juga membuahkan hasil.
ADVERTISEMENT
Padahal, uji coba yang dilakukan di Afrika Selatan itu telah menelan biaya hingga 100 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,3 triliun. Karena gagal, uji coba pun segera dihentikan.
“Sama sekali tidak ada bukti bahwa itu akan manjur. Bertahun-tahun dihabiskan untuk riset ini. Ini adalah kekecewaan terbesar,” ujar Glenda Gray, Presiden Dewan Riset Medis Afrika Selatan, seperti dikutip dari Medical Daily.
Uji coba vaksin HIV atau dikenal dengan HVTN 702 bermula pada Oktober 2016. Sebanyak 5.407 pria dan wanita terlibat dalam uji coba ini.
Mereka yang dipilih sebagai responden tidak terinfeksi HIV yang aktif secara seksual. Rentang usia responden berkisar antara 18 hingga 35 tahun dan berasal dari 14 lokasi yang berbeda di Afrika Selatan.
ADVERTISEMENT
Sebagian responden kemudian dipilih secara acak untuk memperoleh vaksin HIV yang dikembangkan peneliti. Sisanya, hanya menerima suntikan plasebo. Dilaporkan, ada 129 infeksi pada kelompok yang divaksinasi dan ada 123 yang menerima plasebo.
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
Menurut rencana, uji coba seharusnya berlangsung hingga Juli 2022. Namun, setelah dievaluasi oleh tim pemantau independen, hasilnya sia-sia sehingga tak perlu dilanjutkan.
Sama seperti uji coba vaksin HIV pada 2007 silam yang mendadak dihentikan, uji coba kali ini juga tak menunjukkan bahwa hasil vaksin yang diuji benar-benar mengalami kegagalan.
“Percobaan ini dilakukan dengan cermat dan kami mendapat jawaban yang pasti, dan itulah yang dimaksud dengan ilmu pengetahuan,” terang Susan Buchbinder, seorang ahli epidemiologi dari University of California, San Francisco, AS, yang juga memimpin penelitian.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengungkapkan bahwa kegagalan pada uji coba terbaru kali ini tidak akan menyurutkan langkah mereka untuk tetap mengembangkan vaksin HIV di masa depan.