Hanya Sedikit Anak-anak yang Terjangkit Virus Corona, Kenapa?

7 Februari 2020 11:02 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak bermain di luar Disneyland, Hong Kong yang ditutup akibat virus corona, Minggu (26/1). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak bermain di luar Disneyland, Hong Kong yang ditutup akibat virus corona, Minggu (26/1). Foto: REUTERS/Tyrone Siu
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan terus berusaha menemukan obat untuk mengobati ribuan pasien yang terjangkit virus corona asal Wuhan, China. Korban tewas akibat wabah novel coronavirus (2019-nCoV) telah mencapai 563 orang dan sekitar 24.000 orang lainnya dilaporkan terinfeksi per Kamis (6/2) pagi.
ADVERTISEMENT
Kendati banyak orang yang meninggal dan terinfeksi, ada satu misteri yang menarik perhatian sejumlah peneliti: Mengapa sedikit anak yang terpapar virus corona?
Sejak pertama kali muncul pada 31 Desember 2019, dari sekian korban yang terjangkit virus corona, tidak banyak anak-anak di bawah usia 15 tahun yang didiagnosis mengidap novel coronavirus.
Berdasarkan catatan dokter, hanya ada beberapa kasus yang pernah dilaporkan ihwal anak yang terpapar virus corona novel. Salah satunya adalah kasus virus corona yang menjangkit seorang gadis berusia 9 tahun di Beijing, China, kemudian seorang anak di Jerman yang terpapar virus corona dari ayahnya, dan seorang anak di Shenzhen, China, yang terinfeksi 2019-nCoV namun tanpa ada gejala.
Pada Rabu (5/1), otoritas China mengumumkan seorang bayi di Wuhan positif terinfeksi novel coronavirus setelah 30 jam dilahirkan. Namun, secara keseluruhan hanya sedikit anak yang dilaporkan terjangkit virus corona.
Petugas mengambil sampel dari pasien yang diduga terkena virus corona di tempat karantina di Wuhan, China. Foto: STR / AFP
Para peneliti menduga, anak-anak memang lebih kecil kemungkinan terinfeksi virus corona, atau kalaupun terinfeksi, gejala yang dialami anak lebih ringan ketimbang orang dewasa. Pernyataan tersebut dijabarkan dalam riset yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine.
ADVERTISEMENT
"Dari semua yang kami lihat, dan untuk alasan yang tidak jelas, tampaknya ini (virus corona) banyak berdampak pada orang dewasa," ujar Richard Martinello, seorang profesor penyakit menular di Yale School of Medicine, seperti dikutip Business Insider. "Beberapa laporan yang keluar dari China, sejauh ini berasal dari rumah sakit orang dewasa dan bukan rumah sakit anak, atau mungkin saja kita belum melihat datanya."
Menurut ahli kesehatan, sedikitnya anak yang terpapar virus corona mungkin karena mereka cenderung menahan diri untuk bersentuhan dengan orang lain (perilaku yang dapat menyebarkan virus).
Ada dua penjelasan yang menerangkan mengapa terkait hal ini. Pertama, sejak awal anak-anak memang cenderung tidak terpapar virus. Kedua, ada sesuatu yang berbeda di dalam tubuh anak ketika mereka merespons virus.
ADVERTISEMENT
"Kurangnya anak-anak (pasien novel coronavirus) yang dilaporkan dugaan saya adalah karena cara wabah ini dimulai," kata David Weber, seorang profesor epidemiologi dan pediatri di University of North Carolina di Chapel Hill.
Ya, seperti yang dilaporkan otoritas China, bahwa penyebaran virus pertama kali terjadi di pasar makanan laut Huanan Wuhan, di mana jarang sekali anak-anak yang pergi ke pasar.
Peneliti juga menduga, mungkin orang dewasa lebih berhati-hati ketika berinteraksi dengan anak-anak, seperti mencuci tangan terlebih dahulu, dan menutup mulut mereka, serta mengisolasi diri ketika gejala virus corona mulai menjangkiti tubuhnya.
Sebagaimana diketahui, virus corona dapat menyebar antarmanusia lewat tetesan pernapasan, seperti air liur dan lendir, sehingga kebersihan adalah nomor utama dalam mencegah penularan penyakit.
ADVERTISEMENT
"Kami tidak tahu kenapa virus ini lebih senang menyerang saluran pernapasan orang dewasa daripada anak-anak,” ujar Aaron Milstone, seorang ahli epidemiologi dan profesor pediatri di Universitas Johns Hopkins kepada Business Insider.
Bagaimanapun, kata Milstone, belum ada vaksin untuk mencegah novel coronavirus. Jika kita bisa menjauhkan virus corona dari anak-anak, ini akan sangat membantu dalam mengurangi penyebaran virus.
"Jika kita dapat melindungi satu anak-anak, itu baik untuk mereka. Tetapi jika dua anak-anak, itu baik untuk penduduk. Jika itu menembus populasi anak-anak, itu mungkin akan memperparah penyebaran wabah,” ujarnya.