Hari Badak Sedunia 2019: Lindungi Badak Sumatera yang Tersisa 80 Ekor

22 September 2019 18:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badak Sumatera. Foto: Wikimedia.commons
zoom-in-whitePerbesar
Badak Sumatera. Foto: Wikimedia.commons
ADVERTISEMENT
Menurut Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), berdasarkan hasil Population Viability Analysis badak Sumatera tahun 2015, saat ini populasi badak Sumatera diperkirakan hanya tersisa kurang dari 80 ekor.
ADVERTISEMENT
Badak-badak itu tersebar di beberapa wilayah, termasuk kawasan konservasi di Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, Kawasan Ekosistem Gunung Leuser, dan sebagian kecil di Pulau Kalimantan, terutama di Wilayah Kabupaten Kutai Barat dan Mahakam Ulu.
Dalam rangka memperingati Hari Badak Sedunia 2019 dan sebagai upaya menyelamatkan populasi badak Sumatera, pemerintah telah menyusun Rencana Aksi Darurat (RAD) atau Emergency Action Plan untuk menyelamatkan populasi badak Sumatera.
RAD ini sebagai langkah untuk menyelamatkan badak Sumatera dari ambang kepunahan, mengingat jumlah populasi badak yang terus menurun, serta tingginya ancaman dari perburuan dan kehilangan habitat.
Tam, badak sumatera jantan terakhir di Malaysia. Foto: Chris Annadorai via Reuters
"Badak merupakan anugerah dari Tuhan, kita harus bertanggung jawab atas anugerah ini, KLHK sudah bekerja sangat keras di lapangan, kita sudah bekerja sama dengan para pihak, dari perguruan tinggi, Pemda, masyarakat pemerhati dan LSM," ujar Tandya Tjahjana, Direktur Bina Pengelolaan Ekosistem Esensial (BPEE) dalam rilis yang diterima kumparan, Minggu (22/09).
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, tanpa adanya intervensi perlindungan badak Sumatera oleh manusia, maka kepunahan badak Sumatera menjadi sesuatu yang tidak bisa dihindari.
Sementara itu, menurut Muhammad Agil, Ahli Badak Institut Pertanian Bogor (IPB), jika penyusunan RAD ini sudah rampung, maka tugas selanjutnya adalah bagaimana kita menghasilkan anak-anak badak baru dari proses intervensi manusia dalam pengembangbiakan badak Sumatera.
“Kehilangan badak Sumatera itu berarti kehilangan satu genus, ini sangat luar bisa besar kehilangannya. Maka dalam konservasi badak yang paling penting kita bisa menghasilkan anak anak badak baru,” ujar Agil.
Badak di Taman Nasional Ujung Kulon Foto: Shutter Stock
Dalam hal ini, pendekatan Teknologi disebutnya bisa menjadi salah satu kunci pengembangbiakan badak Sumatera, karena di alam kondisinya sudah menurun untuk berkembangbiak, juga karena jumlahnya yang semakin berkurang.
ADVERTISEMENT
Adapun RAD tersebut, akan dilaksanakan dalam jangka waktu 3 tahun, meliputi kegiatan perlindungan dan pengelolaan habitat, kebijakan pusat dan daerah, pendanaan, pengembangan teknologi reproduksi badak Sumatera.
Dokumen RAD tersebut akan menjadi acuan pelaksanaan program konservasi Badak di daerah yang disusun secara multipihak bersama mitra/NGO, swasta, dan Pemerintah Daerah.
Tujuan RAD ini tak lain untuk menyelamatkan badak Sumatera di Sumatera dan Kalimantan Timur melalui upaya penggabungan badak-badak yang terisolasi, dengan menempatkan mereka ke dalam sarana conservation breeding, guna menambah jumlah individu-individu badak baru yang akan dilepasliarkan kembali ke habitat alaminya apabila populasinya sudah viable.