Hidup dengan 1 Paru-paru, Perempuan Ini Bertahan dari Kanker

28 November 2019 8:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi paru-paru. Foto: bykst
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi paru-paru. Foto: bykst
ADVERTISEMENT
Amanda Kouri, pengidap kanker paru-paru yang berhasil selamat, mengisahkan pengalamannya lolos dari kematian dan bisa bertahan hidup hanya dengan satu paru-paru.
ADVERTISEMENT
Perempuan asal Manhattan, Amerika Serikat, itu divonis menderita kanker saat usianya 24 tahun. Padahal, selain rajin melakukan aktivitas fisik, Kouri juga mengaku bukanlah seorang pencandu rokok.
Itulah mengapa, di awal, Kouri tak bisa menerima kenyataan pahit dirinya mengidap kanker paru-paru. Vonis dokter membuatnya bingung karena yang ia pikir penyakit kanker paru-paru hanya menimpa seseorang dengan riwayat sebagai perokok aktif.
Gejala kanker paru-paru pertama kali dirasakan Kouri pada 2008. Saat itu, ia mulai sering mengalami masalah pernapasan yang kemudian berlanjut menjadi pneumonia, seperti dilaporkan People.
Kouri baru dilarikan ke rumah sakit ketika menderita sakit dada yang cukup hebat. Ini terjadi pada 2014 silam.
Ia menduga dirinya mendapat serangan jantung ringan. Setelah diperiksa, hasilnya justru sebaliknya. Ternyata ada tumor yang bersarang di paru-paru perempuan itu, yang menyebabkan rasa nyeri yang teramat sangat di dadanya.
ADVERTISEMENT
Keputusan Kouri untuk segera memeriksakan diri sangat tepat. Kanker paru-paru yang diidapnya baru stadium awal. Kouri beruntung penyakit itu belum menyebar ke bagian tubuhnya yang lain sehingga memudahkan dokter mengambil langkah medis untuk menyembuhkannya.
Hanya saja, tindakan yang diambil dokter untuk menyelamatkan hidup Kouri memaksa perempuan malang itu harus kehilangan satu paru-parunya.
Ilustrasi rontgen paru-paru. Foto: Shutterstock.
Setelah satu paru-paru Kouri berhasil diangkat, hebatnya ia tak membutuhkan transplantasi karena bisa bertahan hidup normal dengan satu paru-paru.
"Aku dibesarkan dengan anjuran jika kamu tidak merokok kamu tidak terkena kanker paru-paru," kata Kouri, sebagaimana diberitakan Medical Daily.
Namun faktanya, dirinya yang bukan perokok sekalipun bisa mengidap kanker paru-paru. Kouri pun percaya penyakit yang dialaminya juga bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali.
ADVERTISEMENT
Pentingnya deteksi kanker dini
Saat ini, Kouri bekerja untuk jaringan televisi anak-anak. Lewat profesinya itu, Kouri begitu gencar menyadarkan orang-orang tentang betapa pentingnya deteksi dini kanker paru-paru mampu menyelamatkan nyawa para penderitanya.
Menurut perkiraan, ada 70 persen orang yang didiagnosis mengidap penyakit kanker paru-paru pada tahap awal bisa bertahan hidup setidaknya selama lima tahun setelah divonis.
Namun, ketika kanker telah menyebar ke bagian lain dari tubuh, tingkat kelangsungan hidup seseorang dapat turun secara signifikan hingga 5 persen.
"Saya menganggap diri saya sebagai contoh yang baik dari apa yang bisa dilakukan berkat deteksi dini," ujar Kouri.
Ilustrasi kanker. Foto: THINKSTOCK
Kouri kini juga menjadi sukarelawan untuk penelitian kanker paru-paru. Ia bergabung dalam organisasi LUNGevity. Ia ingin pengalamannya berjuang melawan kanker paru-paru bisa membantu orang terhindar dari "hukuman eksekusi mati" akibat kanker paru-paru.
ADVERTISEMENT
Sejauh ini, penyakit kanker paru-paru dianggap sebagai kanker paling mematikan di AS. Bahkan diperkirakan akan mempengaruhi 228.000 orang penduduk pada tahun ini, seperti dilaporkan American Cancer Society.