Ilmuwan Ajarkan Bayam Kirim Email ke Manusia, Buat Apa?

3 Februari 2021 8:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi menanam bayam di polybag. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menanam bayam di polybag. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ini terdengar seperti film science fiction, tapi nyata. Para ilmuwan di Massachusetts Institute of Technology (MIT) telah mengajarkan tanaman bayam untuk mengirim email ke manusia.
ADVERTISEMENT
Namun, tahan ekspektasimu kalau kamu berpikir bayam sudah bisa mengetik keyboard dengan daun-daun mereka. Sebab, para ilmuwan tidak mengajarkan bayam kirim email dengan cara demikian.
Untuk mengajarkan bayam kirim email, para ilmuwan mengandalkan nanoteknologi.
Pertama-tama, mereka menaruh sang tanaman ke dalam sebuah tabung nano karbon (carbon nanotubes). Seperti namanya, wadah ini dibuat dari atom karbon berukuran nano.
Ilustrasi menanam bayam di polybag. Foto: Shutterstock
Tabung nano karbon ini dirancang khusus untuk berinteraksi dengan senyawa kimia yang disebut nitroaromatika. Ia adalah senyawa kimia yang biasa digunakan dalam perangkat peledak dan ranjau darat.
Dalam eksperimen mereka, yang dipublikasi dalam jurnal Nature Materials, para peneliti berfokus pada nitroaromatika yang disebut asam pikrat.
Ketika akar bayam mendeteksi keberadaan nitroaromatika di air tanah, tabung nano karbon di dalam daun tanaman akan memancarkan sinyal. Sinyal ini kemudian dibaca oleh kamera infra merah di depan tanaman, untuk kemudian mengirimkan peringatan email ke para ilmuwan.
ADVERTISEMENT
Eksperimen ini adalah bagian dari bidang penelitian baru untuk rekayasa komponen dan sistem elektronik kepada tanaman. Teknologi ini dikenal sebagai "nanobionik tanaman", dan secara efektif merupakan proses memberi tanaman kemampuan baru untuk berkomunikasi dengan manusia.
“Tanaman adalah ahli kimia analitik yang sangat baik. Mereka memiliki jaringan akar yang luas di dalam tanah, terus-menerus mengambil sampel air tanah, dan memiliki cara untuk mengalirkan air itu sendiri ke dedaunan,” jelas Michael Strano, profesor teknik kimia di MIT, yang memimpin penelitian, dikutip dari Euronews.
“Ini adalah demonstrasi baru tentang bagaimana kita telah mengatasi hambatan komunikasi tumbuhan/manusia,” tambahnya.
Meski tujuan eksperimen ini adalah untuk mendeteksi bahan peledak, para ilmuwan berpikir ada potensi besar dari kemampuan komunikasi tumbuhan dan manusia. Strano dan timnya yakin kalau eksperimen ini dapat digunakan untuk membantu memperingatkan para peneliti tentang polusi dan kondisi lingkungan lainnya.
ADVERTISEMENT
Tanaman merupakan makhluk hidup yang ideal untuk memantau perubahan ekologis. “Tanaman sangat responsif terhadap lingkungan,” kata Strano.
“Mereka tahu bahwa akan ada kekeringan jauh sebelum kita melakukannya. Mereka dapat mendeteksi perubahan kecil pada sifat tanah dan potensi air. Jika kami memanfaatkan jalur persinyalan kimiawi tersebut, ada banyak informasi yang dapat diakses.”