Ilmuwan AS Ciptakan Robot yang Mampu Bereproduksi

5 Desember 2021 17:20 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bentuk xenobots yang memiliki ukuran super  kecil dengan empat kaki.   Foto: Tufts University/Douglas Blackiston
zoom-in-whitePerbesar
Bentuk xenobots yang memiliki ukuran super kecil dengan empat kaki. Foto: Tufts University/Douglas Blackiston
ADVERTISEMENT
Ilmuwan Amerika Serikat berhasil menciptakan robot pertama di dunia yang diklaim mampu bereproduksi. Robot ini memiliki lebar kurang dari satu milimeter dan dinamai Xenobots, karena dibentuk dari sel induk katak cakar Afrika (Xenopus laevis).
ADVERTISEMENT
Gumpalan-gumpalan kecil itu pertama kali diperkenalkan pada tahun 2020 setelah eksperimen menunjukkan bahwa mereka dapat bergerak, bekerja sama dalam kelompok, dan menyembuhkan diri sendiri, menurut laporan CNN.
Profesor biologi dan direktur Allen Discovery Center di Universitas Tufts, Michael Levin yang terlibat dalam pembuatan robot mengatakan bahwa penemuan ini adalah bentuk reproduksi biologis yang sama sekali baru dan berbeda dari hewan atau tumbuhan apa pun yang dikenal sains.
Untuk membuat Xenobots, para peneliti mengambil sel induk hidup dari embrio katak dan membiarkannya mengerami. Tidak ada manipulasi gen yang terlibat.
Gambar simulasi (kiri) dan xenobots asli (kanan). Terdapat sel kulit katak (hijau) dan otot jantung (merah). Foto: University of Vermont/Sam Kriegman
Rekan Levin, profesor ilmu komputer dan robotika Josh Bongard, Xenobots —yang awalnya berbentuk bola dan terbuat dari sekitar 3.000 sel, dapat mereplikasi. Namun hal ini jarang terjadi dan hanya dalam keadaan tertentu.
ADVERTISEMENT
Xenobots menggunakan "replikasi kinetik", yakni sebuah proses yang diketahui terjadi pada tingkat molekuler tetapi belum pernah diamati sebelumnya pada skala sel atau organisme utuh.
Dengan bantuan kecerdasan buatan, para peneliti kemudian menguji miliaran bentuk tubuh untuk membuat xenobot lebih efektif pada jenis replikasi ini. Robot ini sendiri adalah teknologi yang sangat awal, karena dirancang dengan komputer tahun 1940-an, dan belum memiliki aplikasi praktis.
Penemuan bioteknologi yang dapat mereplikasi diri ini tentu memicu kekhawatiran. Namun para peneliti meyakinkan bahwa Xenobots seluruhnya berada di laboratorium dan mudah dimatikan.