Ilmuwan Australia Diminta Bikin Vaksin Virus Corona dalam 6 Bulan

26 Januari 2020 17:11 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di dalam mall kota Wuhan, China yang terisolasi akibat virus corona. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di dalam mall kota Wuhan, China yang terisolasi akibat virus corona. Foto: AFP/HECTOR RETAMAL
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Novel coronavirus atau 2019-nCoV belum memiliki vaksin untuk pencegahan. Namun pengembangan vaksin untuk virus yang disinyalir berasal dari hewan liar itu tengah dilakukan oleh para peneliti National Institutes of Health (NIH) di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Selain NIH, tim ilmuwan dari Universitas of Quensland (UQ), Australia, juga ditunjuk oleh Koalisi untuk Kesiapsiagaan dan Inovasi Epidemi (Coalition for Epidemic Preparedness Innovations/CEPI) untuk mengembangkan vaksin virus corona dengan teknologi biomedis mutakhir. Dengan platform vaksin penjepit molekuler yang dimiliki UQ, pengembangan vaksin dengan kecepatan yang belum pernah ada sebelumnya bakal segera terwujud.
Paul Young, selaku Dekan Fakultas Kimia dan Biosains Molekul di UQ mengklaim, universitasnya memiliki teknologi yang mampu menciptakan vaksin hanya dalam waktu enam bulan.
Ilustrasi vaksin Foto: Shutterstock
“Kami berharap bisa berhasil mengembangkan vaksin selama enam bulan ke depan, yang dapat digunakan untuk menanggulangi wabah (virus corona) ini,” ujar Young sebagaimana diberitakan Science Alert. “Vaksin ini nantinya akan didistribusikan kepada responden pertama untuk membantu mengendalikan penyebaran virus ke seluruh dunia.”
ADVERTISEMENT
CEPI mengawali kerja samanya dengan UQ sejak awal 2020 Januari lalu. Tak tanggung-tanggung, demi pengembangan vaksin corona virus yang ditargetkan bakal rampung secepat mungkin, CEPI telah menggelontorkan dana senilai 15,4 juta dollar Australia atau sekitar Rp 140 miliar.
Richard menegaskan, tak ada jaminan upaya CEPI untuk mengembangkan vaksin corona virus dalam tempo singkat bakal berhasil. Namun, dirinya tetap optimistis apa yang tengah diperjuangkan pihaknya bisa menjadi angin segar untuk mengatasi penyebaran virus corona di masa depan.
CEPI rencananya juga akan bermitra dengan beberapa perusahaan farmasi dan bioteknologi dalam mengembangkan vaksin coronavirus.
"Mengingat penyebaran 2019-nCoV secara global terhitung cepat, maka dunia juga perlu bertindak cepat dan bersatu untuk mengatasi penyakit ini," ujar CEO CEPI, Richard Hatchett.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Anthony Fauci, selaku direktur Institut Alergi dan Penyakit Menular Nasional AS, telah mengumumkan bahwa uji klinis pertama untuk vaksin virus corona bakal dilakukan pada April 2020. Menurut Fauci, pihaknya butuh waktu persiapan selama tiga bulan sebelum uji coba pertama dilakukan.