Ilmuwan ‘Bat Woman’ China Ingatkan Potensi Virus Corona Lain di Masa Depan

27 Mei 2020 13:31 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas medis yang menangani pasien virus corona di Wuhan di Provinsi Hubei, China.
 Foto: Chinatopix via AP
zoom-in-whitePerbesar
Petugas medis yang menangani pasien virus corona di Wuhan di Provinsi Hubei, China. Foto: Chinatopix via AP
ADVERTISEMENT
Virus corona yang jadi pandemi saat ini bisa jadi bukan virus terakhir yang bakal dihadapi umat manusia. Ilmuwan terkemuka China memperingatkan, manusia mungkin akan berhadapan dengan virus corona lain di masa depan.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan oleh Shi Zhengli, seorang ilmuwan sekaligus wakil direktur di Institut Virologi Wuhan yang terkenal karena penelitiannya tentang virus corona pada kelelawar, dalam sebuah wawancara di televisi pemerintah China, CGTN, Senin (25/5). Bagi perempuan yang dijuluki ‘Bat Woman’ tersebut, virus corona yang ada sekarang "hanya puncak gunung es" semata.
Untuk menghadapi virus corona lain di masa depan, Zhengli menyerukan kerja sama internasional untuk mengatasi epidemi. Dia mengatakan, penelitian terhadap virus memerlukan kerja sama para ilmuwan dan pemerintah agar transparan dan kooperatif.
"Jika kita ingin mencegah manusia dari penderitaan berjangkitnya penyakit menular berikutnya, kita harus siap jauh-jauh hari untuk mempelajari virus yang tidak diketahui ini yang dibawa oleh hewan liar di alam dan memberikan peringatan dini," kata Shi kepada CGTN. "Jika kita tidak mempelajarinya, mungkin akan ada wabah lain.”
ADVERTISEMENT
Zhengli sendiri merupakan salah satu ilmuwan penting dalam pusaran misteri asal-usul virus corona SARS-CoV-2. Sebabnya, dia sempat dituduh menyebarkan virus corona dari laboratorium Wuhan.
Tuduhan tersebut bermula ketika Zhengli dan 14 peneliti lain melaporkan penelitian mereka pada 2015 mengenai potensi penularan virus corona dari kelelawar ke manusia. Ketika pandemi merebak 5 tahun berselang, seorang dokter bernama Wu Xiaohua menuding bahwa virus SARS-CoV-2 merupakan satu dari 50 virus yang sedang diteliti oleh Shi Zhengli.
Misteri awal mula virus corona pun membuat Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Michael Pompeo mengatakan bahwa virus corona yang melanda dunia kemungkinan terkait dengan laboratorium Wuhan.
Zhengli sendiri telah membantah tuduhan tersebut. Dia mengatakan, karakteristik genetik virus corona yang dia teliti saat itu tidak cocok dengan virus corona yang mewabah saat ini.
Partikel virus SARS-CoV-2. Foto: NIAID Integrated Research Facility (IRF) via REUTERS
Tak hanya itu, Zhengli juga menulis di media sosial WeChat bahwa dia “bersumpah demi hidupku” kalau pandemi virus corona saat ini tidak ada hubungannya dengan laboratorium Wuhan, tempatnya bekerja. Dalam wawancara dengan CGTN, dia menyesalkan adanya politisasi dalam ranah ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
“Aku pikir sekarang sains telah dihubungkan dengan politik, membuat sains dipolitisasi. Itu sangat disesalkan,” katanya. “Aku yakin semua ilmuwan di seluruh dunia tidak suka melihat hal ini.”
Virus corona sendiri telah diprediksi kehadirannya sejak 2007 oleh sekelompok peneliti dari University of Hong Kong. Dalam riset mereka, para peneliti memperingatkan bahwa kehadiran reservoir besar virus mirip SARS pada kelelawar tapal kuda, bersama dengan budaya makan mamalia eksotik di China selatan, adalah “bom waktu” untuk virus corona berikutnya muncul.
Hingga Selasa (26/5), virus corona telah menginfeksi 5,6 juta orang di seluruh dunia. Sebanyak 2,3 juta pasien COVID-19 berhasil sembuh, dengan catatan 348 ribu orang meninggal.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
ADVERTISEMENT
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.