Ilmuwan Ciptakan Kulit Buatan yang Mampu Rasakan Sakit Seperti Kulit Asli

11 September 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kulit buatan ciptaan para ilmuwan.
 Foto: Dok. RMIT University
zoom-in-whitePerbesar
Kulit buatan ciptaan para ilmuwan. Foto: Dok. RMIT University
ADVERTISEMENT
Ilmuwan dari RMIT University di Australia berhasil menciptakan kulit sintetis yang mampu memberikan reaksi rasa sakit selayaknya kulit manusia sungguhan. Pencapaian ini adalah yang pertama di dunia.
ADVERTISEMENT
Dalam publikasi yang dimuat pada jurnal Advanced Intelligent Systems, penelitian ini dibuat untuk “membuat atau mengompensasikan kulit manusia dalam pengembangan humanoid yang realistis.”
Alat yang mampu merasakan sakit ini mengikuti jalur saraf yang menghubungkan kulit dengan otak pada manusia. Alat ini mampu memberikan sinyal yang sama ke otak sebagaimana ketika kulit manusia mengalami sakit.
“Kulit adalah organ indra perasa terbesar di tubuh manusia dengan fitur yang kompleks untuk mengirim sinyal peringatan dengan cepat ketika merasakan sakit,” tulis Madhu Bhaskaran, penulis utama penelitian ini, dalam pernyataannya.
“Kita merasakan seluruh hal melalui kulit, namun, respons rasa sakit kita hanya terjadi pada saat-saat tertentu,” lanjutnya. “Tidak ada teknologi elektronik yang mampu menyamai secara realistis kemampuan manusia merasakan rasa sakit, hingga saat ini.”
ADVERTISEMENT
Kulit buatan ciptaan para ilmuwan. Foto: Dok. RMIT University
Alat hasil penelitian ini masih berupa prototipe. Alat tersebut berbentuk kulit buatan tipis yang dapat merasakan perubahan tekanan dan suhu.
“Ini adalah langkah kemajuan yang sangat penting dalam pengembangan sistem feedback canggih yang kita butuhkan untuk membuat prostetik pintar dan robot cerdas,” ungkap Bhaskaran.
Prototipe lain dibuat dengan ukuran yang lebih tipis dan mampu meregang ketika terjadi perubahan tekanan dan suhu. Salah satunya bahkan berukuran 1.000 kali lebih tipis dari rambut manusia.
Kulit buatan ciptaan para ilmuwan. Foto: Dok. RMIT University
“Meski beberapa teknologi yang ada dapat menggunakan sinyal elektronik untuk merasakan beberapa tingkatan sakit yang berbeda, alat terbaru ini dapat bereaksi terhadap tekanan mekanik sesungguhnya, temperatur, dan rasa sakit, serta memberikan respons elektronik yang sesuai.”
“Artinya, kulit buatan buatan kami dapat mengetahui perbedaan antara menyentuh sebuah jarum secara perlahan dengan menusukkan jarum ke kulit; perbedaan penting yang sebelumnya belum pernah tercapai secara elektronik,” ungkap Ataur Rahman, salah satu anggota tim peneliti.
ADVERTISEMENT
(EDR)