Ilmuwan Lagi Uji Cara Baru Berburu Alien di Galaksi, Apa Itu?

5 Juni 2023 16:11 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi alien. Foto: needpix
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alien. Foto: needpix
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rasa penasaran manusia akan penghuni lain alam semesta tak pernah hilang. Saat ini, di zaman di mana metode saintifik berkembang, banyak metode yang dikembangkan untuk mendeteksi keberadaan alien, salah satunya adalah dengan deteksi sinyal radio.
ADVERTISEMENT
Sinyal Radio adalah spektrum gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang yang sangat lebar. Ia punya kemampuan penetrasi yang jauh sehingga sangat efektif untuk komunikasi. Di Bumi kita melihat implementasinya dari sinyal Wi-Fi, seluler, radio FM/FM, dan banyak lagi.
Kali ini, ilmuwan datang datang subjek perburuan terbaru, dengan melakukan pencarian di range spektrum spesifik, bentuk gelombang spesifik, dan lingkup area buruan spesifik.

Pencarian dengan cara baru

Ilmuwan dari Search for Extraterrestrial Intelligence (SETI), organisasi nirlaba yang telah aktif melakukan pencarian alien sejak 80-an, mengumumkan akan menggunakan metode baru untuk mencari sinyal alien di Bima Sakti.
Cara ini berfokus pada jenis sinyal yang berbeda yang mungkin dapat memungkinkan peradaban maju untuk berkomunikasi melintasi jarak yang sangat jauh dari ruang antarbintang.
Teleskop Array di Observatorium Atacama Large Milimeter Array (ALMA) Foto: Framalicious/shutterstock
Sinyal yang dicari oleh ilmuwan adalah sinyal berdenyut (pulsating) yang berulang setiap 11 hingga 100 detik dan menyebar beberapa kHz. Sinyal ini mirip dengan yang digunakan dalam transmisi radar.
ADVERTISEMENT
Pencarian melibatkan rentang frekuensi yang mencakup kurang dari sepersepuluh lebar stasiun radio FM rata-rata.
"Sinyal yang dicari dalam pekerjaan kami akan termasuk dalam kategori suar jenis 'kita di sini' yang disengaja (dikeluarkan) dari dunia alien," kata Akshay Suresh, seorang mahasiswa pascasarjana Universitas Cornell di bidang astronomi dan penulis utama makalah ilmiah yang diterbitkan dalam Astronomical Journal.
Upaya tersebut, yang disebut Breakthrough Listen Investigation for Periodic Spectral Signals (BLIPSS), merupakan kolaborasi antara Cornell, organisasi penelitian SETI Institute dan Breakthrough Listen.
"Kami memulai perjalanan untuk mendeteksi sinyal dari peradaban luar angkasa yang berteknologi maju," kata astronom dan rekan penulis studi Vishal Gajjar dari SETI Institute dan University of California, Berkeley.
Dengan menggunakan teleskop radio berbasis darat di Virginia Barat, BLIPSS telah berfokus pada sepotong langit kurang dari 1/200 dari area luas bulan di langit, membentang menuju pusat Bima Sakti sekitar 27.000 tahun cahaya jauhnya.
ADVERTISEMENT
Daerah ini berisi sekitar 8 juta bintang, kata Suresh. Jika bentuk kehidupan di luar bumi ada, mereka mungkin akan menghuni planet berbatu yang mengorbit di tempat yang disebut zona layak huni, atau zona Goldilocks, di sekitar bintang yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin.

Belum ada hasil sejak tahu 80-an

Ilustrasi alien. Foto: Shutterstock
Perburuan sinyal alien telah dilakukan sejak tahun 80-an. Namun hingga kini, belum ada hasil yang memuaskan. Ada beberapa sebab, pertama, spektrum radio terlalu luas. Hal ini memaksa ilmuwan membagi pencarian ke beberapa partisi panjang gelombang secara terpisah.
Kedua, teleksop tidak bisa mendeteksi sinyal dari semua langit dalam waktu bersamaan. Untuk bisa mendeteksi sinyal lemah, teleskop diharuskan mengarah ke wilayah langit spesifik dalam satu waktu.
ADVERTISEMENT
Bisa saja, mungkin sinyal alien sudah pernah menghampiri Bumi. Namun di range spektrum yang tidak terdeteksi, atau berasal dari wilayah langit yang sedang tidak ditengok oleh teleskop radio mana pun.