Ilmuwan Latih Anjing agar Bisa Deteksi Virus Corona di Tubuh Manusia

3 Mei 2020 15:01 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seekor anjing mengenakan masker di Shanghai, Cina. Foto: REUTERS / Aly Song
zoom-in-whitePerbesar
Seekor anjing mengenakan masker di Shanghai, Cina. Foto: REUTERS / Aly Song
ADVERTISEMENT
Sudah hampir lima bulan pandemi virus corona mengepung dunia. Virus penyebab penyakit COVID-19 itu telah menjangkiti lebih dari 2 juta penduduk di lebih dari 200 negara.
ADVERTISEMENT
Umumnya, deteksi virus corona dilakukan melalui tes cepat berbasis antibodi (rapid test) dan PCR (Polymerase Chain Reaction) yang mengandalkan nasal swab tenggorokan dan hidung. Sekarang, ilmwan tengah mencoba sesuatu yang berbeda dalam uji deteksi COVID-19.
Para peneliti tengah melatih indra penciuman anjing agar dapat mendeteksi virus SARS-CoV-2 pada manusia. Studi ini digagas oleh Sekolah Kedokteran Hewan Penn Vet di Univesitas Pennsylvania, Amerika Serikat.
Hidung dipercaya oleh ilmuwan sebagai indra yang dapat diandalkan dalam mendeteksi beragam jenis penyakit. Penelitian ini pun ingin membuktikan bahwa anjing mampu mendeteksi bau spesifik dari pasien COVID-19, terutama mereka yang tak memiliki gejala alias asimtomatik.
Riset ini, menurut perwakilan pihak Penn Vett, memainkan peran penting untuk menyadarkan masyarakat agar tetap patuh pada aturan physical distancing demi memutus rantai penularan virus corona. Selama ini, kebanyakan orang melanggar aturan tersebut dengan alasan kondisi kesehatan yang tak bermasalah, sehingga mereka yakin tak akan berisiko menularkan atau tertular novel coronavirus.
ADVERTISEMENT
Bicara soal kelihaian indra penciuman anjing dalam mendeteksi penyakit memang sudah tak diragukan lagi. Kelebihan yang dimiliki mamalia ini sebenarnya telah diakui sejak 1980-an silam.
“Banyak sel yang menghasilkan senyawa organik yang mudah menguap dan memunculkan bau yang khas dalam cairan tubuh manusia seperti darah, air liur, urin juga dari napas mereka,” ujar Cynthia Otto, dokter hewan sekaligus direktur Penn Vet's Working Dog Center, seperti dikutip Live Science.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bau khas yang dikeluarkan oleh sel kanker cukup unik, sehingga hidung anjing yang memiliki 300 juta detektor aroma dapat menemukan keberadaan sel kanker di tengah sel yang sehat.
Seorang pria menggendong seekor anjing yang memakai masker di Caracas. Foto: AFP/Federico PARRA
Kebanyakan anjing dapat dilatih dalam waktu sekitar enam bulan untuk mengidentifikasi bau sel kanker tertentu. Kemampuan yang sama dapat memungkinkan anjing untuk mengidentifikasi penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV-2.
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini, ilmuwan melibatkan delapan ekor anjing yang akan dilatih di laboratorium selama lebih dari tiga minggu. Pertama, mereka akan belajar mengenali bau COVID-19 dari sampel air liur dan urine milik pasien yang terinfeksi, dengan teknik yang dikenal sebagai pencetakan bau (odor imprinting). Anjing-anjing itu kemudian ditugaskan untuk membedakan antara sampel pasien virus corona dan sampel orang-orang yang tidak menderita penyakit COVID-19.
"Dampak potensial dari anjing-anjing ini dan kapasitas mereka untuk mendeteksi COVID-19 bisa sangat besar," kata Otto. "Studi ini akan memanfaatkan kemampuan anjing yang luar biasa untuk mendukung sistem pengawasan COVID-19 berskala nasional, dengan tujuan mengurangi penyebaran virus pada komunitas."
Tetapi, bisakah paparan COVID-19 menjadi ancaman bagi anjing? Pada Maret 2020, seekor anjing peliharaan di Hong Kong dinyatakan positif COVID-19, dan para ahli menduga bahwa ia telah tertular penyakit itu dari pemiliknya yang terinfeksi. Ini dianggap sebagai contoh pertama penularan COVID-19 dari manusia ke hewan.
ADVERTISEMENT
Namun, beberapa ahli ragu dengan diagnosis anjing tersebut. Awalnya, hewan itu tidak menerima tes darah yang akan mengkonfirmasi keberadaan antibodi virus corona yang dibuat untuk melawan infeksi, dan tes darah yang dilakukan kemudian tidak menemukan antibodi COVID-19.
Namun, anjing mungkin mengalami respons imun ringan terhadap COVID-19 yang tidak memerlukan produksi antibodi spesifik. Anjing jenis lain di North Carolina, AS, juga dinyatakan positif COVID-19. Ia kemungkinan tertular dari pemiliknya pada 28 April lalu.
Penn Vet memastikan anjing-anjing yang mereka latih siap mendeteksi COVID-19 pada manusia pada Juli 2020 mendatang.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT