Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia

Ilmuwan Pertanyakan Vaksin Corona Sputnik V Buatan Rusia: Mana Datanya?

12 Agustus 2020 10:31 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Rusia baru saja menyetujui pemberian vaksin corona pertama pada manusia, setelah melakukan uji coba selama dua bulan. Dalam keterangannya, Presiden Rusia Vladimir Putin mengklaim vaksin yang dikembangkan Institute Gamaleya Moskow itu aman, dan bahkan telah diberikan ke salah seorang putrinya.
ADVERTISEMENT
Vaksin COVID-19 yang diberi nama Sputnik V tersebut disebut-sebut menjadi vaksin pertama di dunia yang disetujui dan diberikan secara massal kepada manusia. Kendati begitu, muncul kekhawatiran di kalangan ilmuwan. Mereka mempertanyakan keamanan dan data uji coba dari vaksin tersebut yang sejauh ini belum dipublikasi.
Ayfer Ali, spesialis obat-obatan di Britain’s Warwick Business School mengatakan, bahwa persetujuan cepat yang dilakukan Rusia dapat memberikan efek buruk dari vaksin yang tidak terdeteksi sebelumnya, mengingat Rusia juga belum melakukan uji coba dalam skala besar untuk melihat apakah vaksin bekerja dengan aman atau tidak.
"Rusia pada dasarnya tengah melakukan eksperimen tingkat populasi besar," kata Ali, menyamakan persetujuan vaksin Sputnik V seperti eksperimen.
Presiden Rusia, Vladimir Putin. Foto: Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS
Sedangkan Francois Balloux, seorang ahli di University College London’s Genetics Institute berpendapat, tindakan Putin dengan memberikan vaksin COVID-19 Sputnik V ke salah seorang putrinya adalah keputusan sembrono dan bodoh. Ia juga mengatakan vaksinasi massal dengan vaksin yang diuji coba secara tidak tepat adalah tindakan salah. Itu bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Danny Altmann, seorang profesor imunologi di Imperial College London bilang, bahwa dampak negatif dari penggunaan vaksin Rusia yang belum diketahui aman dan efektif akan memperburuk masalah pandemi yang sebelumnya telah ada.
Sementara Rusia menyatakan kemenangannya, beberapa perusahaan farmasi di seluruh dunia saat ini sedang mengembangkan vaksin corona dan telah memasuki uji coba tahap tiga dengan melibatkan relawan dalam skala besar untuk melihat potensi vaksin COVID-19. Moderna (MRNA.O), Pfizer (PFE.N), dan AstraZeneca (AZN.L), misalnya, yang menargetkan hasil uji coba sudah bisa diketahui pada akhir tahun ini.
Ilustrasi Sputnik V, vaksin virus corona dari Rusia. Foto: Shutter Stock
Adapun persetujuan vaksin Sputnik V oleh Kementerian Kesehatan Rusia dilakukan sebelum uji coba tahap tiga. Artinya, ada satu tahap uji klinis vaksin yang dilewatkan oleh Rusia. Uji coba fase ketiga ini merupakan uji tahap akhir dan menjadi penentu apakah vaksin aman atau tidak, termasuk mendapat persetujuan dari regulator.
ADVERTISEMENT
Para ahli mengatakan, kurangnya data yang dipublikasikan tentang vaksin corona garapan Rusia, termasuk bagaimana pembuatan dan keamanannya, membuat para ilmuwan, otoritas kesehatan dan masyarakat tidak mengetahui apa pun seluk-beluk vaksin tersebut.
"Tidak mungkin mengetahui apakah vaksin Rusia telah terbukti efektif tanpa menyerahkan makalah ilmiah untuk dianalisis," kata Keith Neal, seorang spesialis epidemiologi penyakit menular di Britain’s Nottingham University, seperti dikutip Reuters.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten