Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun, alat ini tidak dibuat untuk melawan Thanos. Ilmuwan ingin mengendalikan petir karena petir merupakan salah satu penyebab utama kebakaran hutan di Australia dan Amerika Serikat.
“Kami dapat membayangkan masa depan di mana teknologi ini dapat menghasilkan listrik dari petir yang lewat, membantu mengarahkan petir tersebut ke target yang aman, dan mengurangi risiko kebakaran besar,” ujar ahli fisika dari Australian National University, Vladlen Shvedov.
Agar dapat bekerja, ilmuwan memanfaatkan sinar laser untuk menirukan kondisi yang menyebabkan petir terjadi. Alat tersebut kemudian akan membuat sebuah ‘jalur’ dan target yang akan diikuti oleh petir di angkasa.
Secara sederhana, petir adalah arus listrik yang menghubungkan titik bermuatan positif di angkasa, dan titik bermuatan negatif di bagian bawah awan petir. Awan tersebut terbentuk akibat aktivitas titik-titik hujan yang membeku.
ADVERTISEMENT
Sinar laser yang dibuat ilmuwan akan mengeluarkan sebuah titik yang mirip dengan bagian bawah awan petir. Ilmuwan memanfaatkan partikel graphene untuk menghasilkan aliran listrik yang bermuatan negatif.
Harapannya, muatan negatif yang terbentuk secara buatan ini dapat memicu terjadinya aliran petir dari angkasa. Jika berhasil, alat ini akan mampu membuat petir menyerang daerah yang aman sehingga kebakaran hutan atau bencana akibat petir lain dapat dihindari.
“Kami mengajukan dan membuat pendekatan yang efisien untuk memicu, menjebak, dan mengarahkan aliran listrik di udara,” tulis peneliti dalam laporan ilmiahnya.
“(Pendekatan) ini (dilakukan) memanfaatkan penggunaan sinar continuous-wave berdaya rendah yang menjebak dan memindahkan partikel penyerap cahaya di udara.”
Hingga saat ini, ilmuwan belum mencoba alatnya di alam sesungguhnya. Namun, percobaan dalam skala yang lebih kecil telah berhasil di lakukan di laboratorium.
ADVERTISEMENT
“Eksperimen (kami) menyimulasikan kondisi atmosfer yang sama dengan yang ditemukan pada petir sesungguhnya,” ucap Shvedov.
Teknologi ini akan mampu digunakan dari jarak jauh dan membutuhkan daya yang relatif sangat rendah. Hal ini juga telah membuka kesempatan bagi ilmuwan lain untuk memanfaatkannya dalam bidang keilmuan lain.
Selain dapat mengendalikan petir, teknologi ini disebut juga dapat membantu penelitian pada bidang manufaktur hingga kesehatan. Pemanfaatan sinar laser ini dilaporkan ilmuwan dapat secara perlahan membantu menghancurkan jaringan kanker tanpa operasi yang invasif.
“Kita memiliki benang yang tidak kasat mata, sebuah pena yang dapat menggambar cahaya dan mengendalikan aliran listrik dengan ketebalan hingga satu per sepuluh dari ketebalan rambut manusia,” ungkap ahli fisika dari University of New South Wales, Andrey Miroshnichenko.
ADVERTISEMENT
(EDR)