Ilmuwan Rusia Bikin Masker Pakai Bahan yang Diklaim Bisa Bunuh Virus Corona
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Benda itu adalah material nanosilver. Diklaim bisa membunuh virus corona karena memiliki sifat antibakteri. Dibuat menggunakan proses yang dikenal sebagai melt blowing, menjadikan material nanosilver memiliki serat mikro polipropilen dengan diameter satu mikron.
Alexander Zhanovich Medvedev, pembuat material dan pemimpin laboratorium di Siberian Branch of the Russian Academy of Sciences (SBRAS), menuturkan bahwa ia dan rekannya bermaksud memasang material buatannya di lapisan dalam masker medis konvensional. Nantinya, setiap masker akan dilapisi oleh tiga lapis material nanosilver yang memiliki fungsi dan perannya masing-masing.
Nikolai Zakharovich Lyakhov, kepala peneliti di Institut Kimia dan Teknologi di SBRAS, telah menguji kinerja masker nanosilver pada virus influenza A serta bakteri staphylococcus dan E. coli. Ketika tim membandingkannya dengan masker bedah biasanya, virus yang masuk pada masker biasa 10 ribu kali lebih banyak ketimbang masker nanosilver.
“Ini artinya, material kami membunuh dan menonaktifkan seluruh virus. Meski begitu, tidak jelas bagaimana cara kerjanya. Ini harus dilakukan penelitian secara terpisah,” ujar Lyakhov, seperti dikutip dari Newsweek.
ADVERTISEMENT
Mereka percaya, material nanosilver dapat melindungi orang dari paparan virus influenza A hingga 10 jam, di mana masker biasa hanya bisa dipakai satu hingga dua jam saja.
Bahkan, menurut rilis berita dari Institute of Solid State Chemistry and Mechanochemistry dari SBRAS, masker buatannya kemungkinan dapat digunakan secara berkali-kali, namun harganya akan lebih mahal ketimbang masker biasa.
“Saya telah berbicara dengan spesialis penyakit menular, ia mengatakan bahwa ketika kain membunuh virus influenza A, maka efek yang sama juga berlaku untuk virus infeksi pernapasan lainnya (termasuk virus SARS-CoV-2),” ujar Lyakhov.
Lyakhov mengaku telah menghubungi rekan peneliti di China, dan bersedia menerima sampel untuk penelitian lebih lanjut.
“Mengingat urgensi masalah coronavirus, termasuk untuk Rusia, masalah ini tidak bisa hanya menjadi inisiatif lembaga kami. Jika ada kesempatan untuk memblokir penyebaran virus baru, kamu bisa menggunakannya tanpa pemeriksaan menyeluruh,” ujarnya.
ADVERTISEMENT
Wabah novel coronavirus masih mengancam kesehatan global. Virus penyebab penyakit COVID-19 ini sudah menelan 1.873 korban jiwa meninggal dunia, lebih dari 73 ribu orang terinfeksi, dan 12.803 pasien telah dinyatakan sembuh per Selasa (18/2) pagi.