Ilmuwan Sebar 5 Juta Telur Nyamuk Terinfeksi Bakteri 'Ajaib' Cegah DBD di Yogya

11 Juni 2021 15:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD.  Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk Aedes aegypti pembawa virus DBD. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan World Mosquito Programme dari WHO berhasil menekan munculnya penyakit demam berdarah di Yogyakarta. Riset yang dilakukan dengan uji coba melepas jutaan nyamuk terinfeksi bakteri 'ajaib' yang mengurangi kemampuan serangga itu untuk menyebarkan virus demam berdarah.
ADVERTISEMENT
Salah satu peneliti, Dr Katie Anders, menggambarkan mereka melakukan percobaan menggunakan nyamuk yang terinfeksi bakteri Wolbachia yang dianggapnya sebagai 'keajaiban alami'. Wolbachia tidak membahayakan nyamuk, tetapi ia menempati dan tinggal di bagian tubuhnya yang sama dengan tempat virus demam berdarah masuk.
Dikutip BBC, bakteri Wolbachia bersaing untuk mendapatkan sumber daya untuk hidup, sehingga membuat virus demam berdarah lebih sulit untuk bereplikasi. Alhasil nyamuk yang menyebarkan demam berdarah, Aedes aegypti cenderung tidak menyebabkan infeksi ketika menggigit manusia.
Nyamuk Aedes aegypti penyebar demam berdarah dengue di laboratorium Oswaldo Cruz Foundation laboratory, Rio de Janeiro, Foto: Brasil. AFP/Mauro Pimentel
Tim peneliti melakukan uji coba menggunakan lima juta telur nyamuk yang terinfeksi Wolbachia. Telur ditempatkan dalam ember air yang disebar di 24 zona di Yogyakarta. Proses membangun populasi nyamuk yang terinfeksi Wolbachia memakan waktu sembilan bulan.
ADVERTISEMENT
Hasilnya, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, menunjukkan penurunan 77 persen dalam kasus demam berdarah dan pengurangan 86 persen pada orang yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Hasil uji coba dari Yogyakarta ini menunjukkan secara meyakinkan bahwa Wolbachia bekerja untuk mengurangi kejadian demam berdarah dan rawat inap karena penyakit tersebut. Ini konsisten dengan apa yang telah kita lihat dari studi non-acak sebelumnya di Indonesia dan Australia utara,” kata Dr Anders di situs resmi World Mosquito Programme.
Dr Anders juga mengatakan, dengan menggunakan nyamuk yang terinfeksi Wolbachia dapat memiliki dampak yang lebih besar, ketika digunakan dalam skala besar di kota-kota besar di seluruh dunia, di mana demam berdarah merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Potret Tugu Pal Putih Kota Yogyakarta, yang kini bebas dari kabel melintang. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Uji coba ini merupakan tonggak penting setelah penelitian bertahun-tahun karena spesies nyamuk Aedes aegypti biasanya tidak terinfeksi Wolbachia. Bakteri 'ajaib' ini pun juga sangat manipulatif dan dapat mengubah kesuburan inangnya untuk memastikan mereka diturunkan ke generasi nyamuk berikutnya.
ADVERTISEMENT
Artinya, begitu Wolbachia terbentuk, bakteri akan bertahan lama dan terus melindungi dari infeksi virus penyebab demam berdarah. Hal ini sangat kontras dengan metode pengendalian lain yang dinilai tidak memberikan dampak yang signifikan.
David Hamer, profesor kesehatan dan kedokteran global di Boston University, bahkan mengatakan metode ini memiliki potensi menarik untuk penyakit lain, seperti Zika, demam kuning, dan chikungunya yang juga disebarkan oleh gigitan nyamuk.