Ilmuwan Tanam Secuil Otak Manusia ke Dalam Kepala Tikus

22 April 2018 20:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi otak manusia. (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi otak manusia. (Foto: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Sekelompok ilmuwan dari Salk Institute di California, AS, melakukan eksperimen yang tidak biasa untuk penelitian terbarunya. Eksperimen yang mereka melakukan adalah menanamkan secuil organ otak manusia ke dalam tengkorak tikus percobaan.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari lebih dalam perkembangan sel induk, serta gangguan neurologis seperti autisme, demensia, dan skizofrenia.
Dalam studi ini peneliti mengambil sedikit jaringan dari otak tikus untuk memberi ruang bagi sebagian kecil otak manusia yang telah disiapkan 50 hari sebelumnya sebagai implan barunya.
Selama percobaan hanya 80 persen tikus yang sanggup bertahan hidup dari total 200 lebih tikus yang disiapkan. Dalam dua hingga 12 pekan implan tersebut menerima dengan baik organ tikus dan bahkan menumbuhkan neuron atau sel-sel saraf baru.
Rata-rata implan otak berhasil bertahan hingga 233 hari, dengan struktur dan pematangan sel yang sama pada bayi yang baru lahir.
Ilustrasi tikus. (Foto: jarleeknes via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tikus. (Foto: jarleeknes via Pixabay)
Fred Gage neurolog dari Salk Institute sekaligus pemimpin penelitian berkata, studinya ini masih perlu waktu mengingat mereka sering menemukan organ berhenti tumbuh sekitar lima pekan.
ADVERTISEMENT
"Kami melihat beberapa kematian sel bahkan di tepi organ (implan) mulai dari pekan ke-10. Ini adalah rintangan yang jelas perlu belajar lebih lama," ujarnya seperti dikutip Express.
Sementara Abed Al-Fattah Mansour, ilmuwan yang ikut terlibat dalam penelitian berkata riset ini adalah pencapaian besar. "Kami melihat infiltrasi pembuluh darah ke dalam implan dan memasok darah, yang menarik karena ini mungkin tiket untuk kelangsungan hidup jangka panjang implan," ucap Mansour.
Riset ini diharapkan bisa menjadi jalan untuk penelitian lebih lanjut tentang kemungkinan otak manusia yang telah rusak bisa diperbaiki dengan implan.