Ilmuwan Temukan Harta Karun Langka Bangsa Viking dari Lelehan Gletser

25 Mei 2020 17:09 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Viking Festival Catoira 2018 Foto: REUTERS/Miguel Vidal
zoom-in-whitePerbesar
Viking Festival Catoira 2018 Foto: REUTERS/Miguel Vidal
ADVERTISEMENT
Ketika perubahan iklim mencairkan gletser di Norwegia, tabir-tabir sejarah yang terjaga selama berabad-abad pun akhirnya terbuka. Di sepanjang jalur dataran tinggi di Gletser Lendbreen, ratusan artefak dari Zaman Viking, Zaman Besi Romawi, bahkan Zaman Perunggu, yang sebelumnya tersembunyi, kini tersorot oleh cahaya.
ADVERTISEMENT
Dengan segera, para arkeolog langsung mendokumentasikan harta karun langka ini. Benda-benda itu terawat sangat baik dan berserakan begitu saja di jalan berliku pegunungan bersalju. Sisa-sisa rangka anjing yang mengenakan pengikat, pakaian dan sepatu manusia, berbagai alat dan perlengkapan berkuda, serta tulang dan kotoran hewan, dapat diidentifikasi dengan cukup mudah.
Menurut studi yang diterbitkan pada 16 April di jurnal Antiquity, bukti-bukti ini bisa menawarkan petunjuk tentang kehidupan sehari-hari bangsa Viking, juga memberi informasi tentang seberapa pentingnya jalur gunung di wilayah ini.
Sebuah kolaborasi antara pejabat di Innlandet dan Museum Sejarah Budaya di Oslo University, yang disebut Glacier Archaeology Program (GAP), pun dijalankan untuk memulihkan dan mengidentifikasi artefak-artefak bersejarah ini.
ADVERTISEMENT
"Lintasan gunung yang pernah hilang ini adalah penemuan impian bagi kami para arkeolog glasial," ujar penulis utama studi, Lars Pilø, yang menjabat wakil direktur di GAP.
Mitten ditemukan di Lendbreen, terbuat dari potongan kain tenun yang berbeda. Foto: Antiquity Publications/Espen Finstad
Lapisan es di Gletser Lendbreen memanjang sejauh 1.690 hingga 1.920 meter di atas permukaan laut. Sementara lintasan yang baru ditemukan itu berada di ketinggian hampir 1.973 meter di atas permukaan laut.
Sebelumnya, lelehan es di Lendbreen pada 2011 juga pernah mengungkapkan bukti pertama untuk rute lama yang tersembunyi, dengan piramida batu (tumpukan batu buatan manusia) menjadi penanda jalur dan tempat berlindung di titik tertinggi.
Dalam studi baru tersebut, para arkeolog turut mendokumentasikan penemuan yang muncul antara tahun 2011-2015 yang diawetkan oleh iklim kering dan beku serta dilindungi oleh lapisan es.
ADVERTISEMENT
Di antara benda-benda yang ditemukan itu ada sepatu yang terbuat dari kulit, sarung tangan anyaman, lebih dari 50 lembar kain, tongkat untuk berjalan yang bertuliskan sajak-sajak, pisau bergagang kayu, sepatu kuda dan kereta luncur, dan tulang-tulang dari sekawanan kuda.
Kayu untuk anak kambing atau domba guna mencegah mereka menyusu dari induknya, karena susu diproses untuk konsumsi manusia. Foto: Antiquity Publications/Espen Finstad
"Pelestarian benda-benda yang muncul dari timbunan es sangat menakjubkan," kata rekan penulis studi, Espen Finstad, seorang arkeolog di Departemen Warisan Budaya di Lillehammer, Norwegia, seperti dikutip dari Live Science.
Sisa-sisa hewan mati dan alat-alat yang rusak itu kemungkinan telah ditinggalkan di sepanjang jalan oleh para pelancong. Sementara alat-alat yang masih dalam kondisi baik kemungkinan telah terjatuh dan menghilang dari bawaan mereka.
Akan tetapi, para peneliti masih belum yakin mengapa pakaian yang masih dapat digunakan turut ditemukan di antara benda-benda rusak yang dibuang. Salah satu prediksinya, orang yang membuang pakaian-pakaian ini kemungkinan menderita hipotermia parah sehingga menyebabkan perilaku irasional.
ADVERTISEMENT
Sekitar 60 benda yang ditemukan di Gletser Lendbreen itu secara aktif telah digunakan pada tahun 300 hingga 1500 M, berdasarkan hasil penanggalan radiokarbon. Beberapa benda, seperti ski dan panah, berasal dari Zaman Perunggu antara 1750 SM hingga 500 SM dan beberapa artefak bahkan berusia lebih tua.
Sebuah tongkat untuk pemintalan wol. Foto: Antiquity Publications/Espen Finstad
Bagaimanapun, dari keseluruhan, kebanyakan benda kuno itu berasal dari sekitar tahun 1000 M. Hal ini menunjukkan bahwa rute gunung tersebut mengalami masa-masa tersibuknya selama era Viking.
Tidak seperti lintasan-lintasan di gunung kuno lainnya, seperti di Pegunungan Alpen dan Himalaya, rute di Gletser Lendbreen pun diduga sangat ramai dilintasi ketika salju dan es melimpah, karena justru akan sulit bagi hewan pengangkut dan kereta luncur untuk bernavigasi ketika bebatuan telanjang.
ADVERTISEMENT
Dengan memilah-milah benda kuno tersebut, para ilmuwan akan merekonstruksi tentang bagaimana orang-orang pada masa lalu memanfaatkan rute pegunungan dan bagaimana perubahannya dari waktu ke waktu.
Apa yang dahulu merupakan jalan raya, dengan lalu lintas tinggi selama Zaman Viking, kemudian memudar popularitasnya, dan benar-benar ditinggalkan pada abad ke-16. Pada akhirnya, kemungkinan jalur ini dihindari karena pencairan es akibat perubahan iklim, pergolakan ekonomi, dan penyebaran pandemi dari Eropa.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
***
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.