Ilmuwan Ungkap Hanya Satu Negara yang Mampu Cukupi Kebutuhan Pangan Sendiri

11 Juni 2025 19:56 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Buruh tani menanam padi di area persawahan Tamarunang, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (16/6/2022). Foto: Arnas Padda/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Negara mana yang mampu memenuhi kebutuhan pangan untuk dirinya sendiri jika semua jalur perdagangan internasional ditutup?
ADVERTISEMENT
Kalau menurut studi baru yang terbit di jurnal Nature Food, hanya ada satu negara yang mampu memenuhi kebutuhan pangan secara mandiri tanpa memerlukan impor pangan dari negara lain.
Para peneliti dari University of Göttingen di Jerman dan University of Edinburgh menganalisis data produksi pangan dari 186 negara. Hasilnya mengungkap bahwa Guyana adalah satu-satunya negara yang dapat sepenuhnya mandiri dari tujuh kelompok pangan utama yang menjadi fokus penelitian.
China dan Vietnam menjadi negara kedua yang menghasilkan cukup makanan untuk memenuhi kebutuhan penduduknya dalam enam dari tujuh kelompok pangan. Hanya satu dari tujuh negara yang dapat memenuhi lima kelompok pangan, sementara lebih dari sepertiganya hanya mampu memenuhi dua atau kurang kelompok pangan.
ADVERTISEMENT
Enam negara termasuk Afghanistan, Uni Emirat Arab, Irak, Makau, Qatar, dan Yaman, jadi negara yang tak bisa memenuhi satu pun kelompok pangan. Artinya, negara-negara tersebut tak memiliki swasembada pangan untuk memenuhi kebutuhan makanan penduduk dan memerlukan sokongan impor dari negara lain.
Bahkan, jika ditinjau lebih luas lagi, persatuan ekonomi yang terdiri dari beberapa negara menunjukkan pola serupa, di mana mereka tak mampu memenuhi lebih dari dua kelompok pangan. Gulf Cooperation Council di Timur Tengah, misalnya, hanya mencapai swasembada dalam hal daging, sementara serikat pekerja di Afrika Barat dan Karibia hanya mencapai target untuk dua kelompok pangan.
Tidak ada serikat ekonomi yang bisa menghasilkan cukup banyak sayuran untuk memberi makan seluruh warganya. Untuk mengisi kesenjangan dan memenuhi kebutuhan pangan ini, sebagian besar negara bergantung pada perdagangan. Saat ini, banyak negara masih bergantung pada satu mitra dagang untuk lebih dari setengah impornya, membuat mereka sangat rentan terhadap guncangan pasar.
ADVERTISEMENT
Peneliti mengatakan, mempertahankan jaringan dagang antarnegara dan kawasan, sangat penting bagi pasokan pangan di masa depan.
“Perdagangan dan kerja sama pangan internasional sangat penting untuk pola makan yang sehat dan berkelanjutan. Namnun, ketergantungan yang besar pada impor dari satu negara dapat membuat negara-negara rentan [kekurangan pangan],” papar Jonas Stehl, ekonom pembangunan di University of Göttingen, mengutip Science Alert.
“Membangun rantai pasokan pangan yang tangguh sangat penting untuk memastikan kesehatan masyarakat.”