news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ilmuwan Ungkap Sumber Suara Misterius di Kedubes AS di Kuba

8 Januari 2019 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kedutaan Besar AS di Havana. (Foto: U.S. Department of State)
zoom-in-whitePerbesar
Kedutaan Besar AS di Havana. (Foto: U.S. Department of State)
ADVERTISEMENT
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Havana, Kuba, sempat dihebohkan oleh suara misterius yang menyebabkan beberapa staf mereka jatuh sakit pada 2016. Para pekerja kedutaan mengaku mendengar suara seperti cuitan, dengungan, gesekan, dan ada rasa seperti hembusan angin di sekitar mereka.
ADVERTISEMENT
Gejala yang muncul bagi mereka yang mendengarkan adalah sakit kepala, gangguan keseimbangan, dan gangguan tidur. Tidak diketahui sebenarnya apa penyebab maupun penyakit yang diderita. Namun pada 2017 dokter menemukan ada perubahan di otak para karyawan yang merasakan gejala tersebut, terutama pada bagian white matter.
Hal ini sempat membuat hubungan Amerika Serikat dan Kuba bersitegang. Muncul dugaan Kuba menggunakan senjata sonik untuk membuat warga AS di sana sakit. Kementerian Luar Negeri AS meminta seluruh staf dan keluarganya meninggalkan Kuba pada September 2017 dan travel warning pun dikeluarkan bagi warga AS yang hendak ke Kuba.
Ibu hamil sering mengalami migrain (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil sering mengalami migrain (Foto: Shutterstock)
Sejak saat itu, penelitian untuk mencari tahu penyebab suara misterius terus dilakukan, hingga misteri itu akhirnya mulai terkuak setelah riset terbaru berhasil mengidentifikasi sumbernya. Menurut hasil riset yang dipublikasikan di BioRXiv pada 4 Januari 2019, suara tersebut ternyata dihasilkan oleh jangkrik.
ADVERTISEMENT
Peneliti menganalisis rekaman suara yang diambil oleh salah satu staf kedutaan di Kuba, yang dibagikan ke Associated Press. Hasil analisis sinyal akustik dari suara tersebut menunjukkan kemiripan dengan suara serangga, dan lebih rinci, suara yang dimaksud berasal dari jangkrik buntut pendek Hindia (Anurogryllus celerinictus).
Peneliti mendeskripsikan suara tersebut sebagai suara berdengung dengan frekuensi 7 KHz atau 7.000 siklus per detik. Suara tersebut mirip dengan suara jangkrik buntut pendek Hindia dari segi durasi dan tingkat pengulangan bunyinya.
Kumpulan jangkrik. (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Kumpulan jangkrik. (Foto: Wikimedia Commons)
Perbedaannya adalah suara rekaman yang diambil oleh staf kedutaan lebih tidak teratur, sementara suara jangkrik liar biasanya lebih seragam. Hal ini diduga terjadi karena rekaman suara jangkrik diambil di dalam ruangan, sehingga suara menjadi bergema dan iramanya tidak teratur.
ADVERTISEMENT
"Hal ini merupakan bukti kuat bahwa suara jangkrik yang bergema, bukan serangan sonik atau perangkat teknologi lainnya, yang bertanggung jawab atas suara dalam rekaman yang dirilis," tulis para peneliti, seperti dikutip dari Live Science.
Sayangnya, Live Science memberi catatan, riset ini hanya menjelaskan asal suara dari rekaman yang disebarkan melalui AP, dan belum ada penjelasan apakah suara ini berkaitan dengan gejala penyakit yang muncul pada para staf kedutaan.