Indonesia Jangan Kayak Iran: Kasus Corona Meroket Lagi Setelah Relaksasi

4 Juni 2020 7:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pekerja mengenakan masker saat menunggu barang dimuat, di Iran. Foto: REUTERS/Christopher Pike
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pekerja mengenakan masker saat menunggu barang dimuat, di Iran. Foto: REUTERS/Christopher Pike
ADVERTISEMENT
Iran berada di bawah ancaman gelombang kedua virus corona. Sempat melonggarkan kebijakan pembatasan sosial mereka pada April 2020, Iran kembali mengalami lonjakan kasus di awal bulan ini. Apa yang dialami Iran bisa menjadi pembelajaran bagi Indonesia, yang tengah bersiap melonggarkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan beralih ke tatanan baru alias new normal.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Islamic Republic News Agency, Iran mencatatkan penambahan kasus corona baru sebanyak 3.117 pada 2 Juni 2020. Jumlah tersebut merupakan penambahan kasus corona harian terbanyak sejak 1 April 2020.
Laporan tersebut membuat total kasus virus corona di Iran saat ini mencapai 157.562 kasus. Sebanyak 123.077 pasien virus corona telah dinyatakan sembuh, dengan catatan 7.942 orang meninggal.
Sebelumnya, Iran telah melonggarkan kebijakan pembatasan sosial secara bertahap sejak 11 April 2020. Keputusan tersebut diambil setelah Iran mengalami tren penurunan jumlah kematian pasien virus corona.
Pemerintah Iran berdalih, pelonggaran pembatasan sosial perlu diambil karena mereka harus mempertimbangkan dampak dari sanksi ekonomi yang diberikan oleh AS, menurut laporan ABC News. Sebelumnya, Presiden Donald Trump menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran, termasuk pada ekspor minyak, setelah menarik AS dari perjanjian nuklir pada 2015.
Seorang petugas mengenakan baju hamzat di rumah sakit sementara untuk pasien corona, di pusat pameran internasional di Teheran Utara, Iran. Foto: AP Photo/Ebrahim Noroozi
Kehidupan Iran pun tampak kembali normal setelah pelonggaran dilakukan. Orang-orang bisa bepergian menggunakan transportasi umum, tempat belanja dibuka, hingga pembukaan masjid untuk beribadah.
ADVERTISEMENT
Tiga minggu setelah pelonggaran bertahap dilakukan, Iran mulai dihantam lonjakan kasus virus corona.
Lonjakan kasus ini sebagian disebabkan oleh tidak diterapkannya protokol kesehatan setelah pelonggaran dilakukan. Contoh protokol yang tidak diterapkan adalah menggunakan masker atau menjaga jarak selama bepergian menggunakan KRL.
“Orang tidak bisa tinggal di rumah ketika pemerintah mengatakan untuk kembali bekerja, dan kami tidak punya uang jika kami tidak pergi," kata Elham (34), seorang pegawai pemerintah Iran, dalam sebuah wawancara dengan The New York Times. "Mereka bergegas untuk membuka tanpa rencana, dan sekarang mereka menyalahkan kami untuk lonjakan itu."
Kasus positif virus corona harian di Iran yang dihimpun Our World in Data. Foto: Dok. Our World in Data
Iran memang melonggarkan pembatasan sosial mereka tanpa memenuhi tolok ukur yang direkomendasikan oleh para ahli kesehatan. Mereka tidak punya cukup banyak tes polymerase chain reaction (PCR) untuk deteksi infeksi virus corona, pelacakan kontak, dan juga membuka pembatasan sosial di kala jumlah kasus harian belum menurun.
ADVERTISEMENT
Iran membuka pembatasan sosial mereka di kala penambahan kasus harian masih tembus di atas 1.000 kasus, berdasarkan data yang dihimpun Our World in Data. Sejak 16 Mei 2020, jumlah kasus harian di Iran tembus di angka 2.000 dan terus menanjak hingga mencapai 3.117 per Selasa (2/6).
Berdasarkan data yang dihimpun Worldometer, Iran baru melakukan 975.936 tes virus corona bagi 83,9 juta warga mereka. Catatan itu membuat Iran hanya melakukan 11.631 tes virus corona per 1 juta penduduk, jauh lebih kecil ketimbang negara dengan populasi serupa seperti Turki (24.975 tes per 1 juta penduduk) dan Jerman (47.192 tes per 1 juta penduduk).
Data total kasus (merah) dan kasus harian (kuning) virus corona di Iran yang dihimpun Our World in Data. Grafik diperbarui sebelum Iran umumkan laporan terbaru. Foto: Dok. Our World in Data
Indonesia, dengan populasi 273 juta jiwa, baru melakukan 342.464 tes virus corona dengan rasio 1.253 tes per 1 juta penduduk, menurut catatan Worldometer. Situs Worldometer sendiri menghimpun data berdasarkan laporan resmi dari pemerintah negara terkait.
ADVERTISEMENT
Tak hanya soal tes yang masih sangat minim, Indonesia belum menunjukkan penurunan jumlah kasus harian corona. Di tengah perhatian soal keakuratan data, penambahan jumlah kasus harian virus corona di Indonesia belum stabil dalam dua pekan terakhir.
Penting bagi pemangku kebijakan di Indonesia untuk melihat serta bercermin dari lonjakan kasus virus corona yang sedang dialami Iran dan menimbang apakah tepat untuk Indonesia relaksasi dalam waktu dekat? Jangan sampai keputusan yang gegabah untuk membuka pelonggaran malah berakibat gelombang infeksi baru di kemudian hari.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)
****
Yuk! bantu donasi atasi dampak corona.
ADVERTISEMENT